Di Kota Medan terdapat sejumlah mesjid yang masuk dalam kategori “tua” dan bersejarah. Selain Mesjid Osmani di Labuhan Deli, Mesjid Jamik di Yos Sudarso, Mesjid Raya Al-Mashun, Mesjid Ghaudiyyah, Mesjid Ubudiyah, ada satu lagi yakni Mesjid Lama atau biasa disebut Mesjid Bengkok.
Mesjid Lama-Mesjid Bengkok, bukan mesjid yang sudah lama dari segi usia lalu bentuk fisik mesjidnya bengkok. Bukan demikian yang dimaksud tetapi sebuah mesjid yang berdiri sejak lama tahun 1874, letaknya dahulu di sebuah gang yang bernama gang Bengkok. Karenanya, kadang-kadang orang menyebut mesjid ini dengan mesjid bengkok atau mesjid lama. Adapun pendirinya adalah Haji Mohammad Ali (Datuk Kesawan) dan Tjong A Fie.
Sebagaimana sudah diketahui bersama, kiprah Tjong A Fie di Tanah Deli (Medan kini) banyak bertalian rapat dengan berbagai kalangan termasuk dari kalangan Istana Kesultanan Deli. Dan ketika mesjid bengkok selesai, Tjong A Fie yang kala itu menjadi donatur kemudian menyerahkannya kepada Sultan Makmun Al Rasyid (Sultan Deli IX). Selanjutnya Sultan Makmun menunjuk Syaikh Mohammad Yakub sebagai pengurus mesjid lama.
Baca juga:
Mengenal Tjong Yong Hian (1850-1911), Abang Kandung Tjong A Fie.
Jembatan Kebajikan, Virtuous Bridge (1916-2015).
Kalau dipandang sekilas Mesjid Lama-Mesjid Bengkok, tidak ada yang istimewa. Sederhana sekali, tetapi justru di situlah letak istimewanya. Mesjid ini pun tidak dinamakan sebagaimana nama mesjid pada umumnya seperti: Immanurrahman, Al-Ikhlas, Taqwa, dan lain sebagainya. Tetapi, memakai nama umum yang mudah diingat yakni, mesjid lama atau mesjid bengkok.
Kemudian menara serta atap mesjid lebih menyerupai kelenteng. Ini menunjukkan antara Melayu (Islam) dan Tionghoa pada saat itu sangat rukun. Kemudian Mesjid Lama-Mesjid Bengkok diapit oleh Jalan Hindu, Jalan Perdana dan Jalan Kesawan (Ahmad Yani).
Kalau pengunjung berwudhu di Mesjid Lama-Mesjid Bengkok, tempat airnya ditaruh dalam sebuah bak besar yang permukaan atasnya diberi pelampung sebagai alarm. Tujuannya agar air tidak tumpah dan mesin air bisa mati secara otomatis.

Tempat Wudhu Mesjid Bengkok Medan.
Di dalam ruang utama Mesjid Lama, tiang-tiang besar berdiri kokoh. Lalu, di tengahnya terdapat ruang mihrab tinggi dengan jumlah anak tangga sekisar 14.

Mihrab Mimbar Mesjid Bengkok Medan.
Selain mihrab mimbar, ada satu benda lagi yang tak kalah menarik perhatian yakni, bentuknya seperti ranjang besar berkaki empat, berukuran 2,10 meter, lebar 1,90 meter, dan tinggi 2,20 meter.

Tempat Bilal mengumandangkan Azan.
Tempat Bilal mengumandangkan Azan.
Fungsinya sebagai bilal mengumandangkan azan. Sebab, dahulu belum ada pengeras suara. Sesekali cobalah shalat di Mesjid Bengkok, insya Allah munajat doa Anda terpenuhi. Amin.
Komentar