Hari Merdeka disebut juga Hari Raya. Di berbagai belahan dunia, Asia termasuk Indonesia yang paling banyak merayakan hari raya. Kesempatan merayakan hari raya tak ubahnya dengan merayakan hari kemerdekaan suatu bangsa.
Masing-masing orang punya tradisi seperti menghias rumah dan pekarangan, perlombaan ketangkasan, menghidangkan makanan, menyambut tamu, bersuka cita, introspeksi diri, memberi santunan dan berbuat kebajikan. Pendek kata, merayakan hari raya mencerminkan rasa bersyukur.
Di Singapura ada yang disebut Hsiao Ming mirip Tahun Baru Cina atau Ko Nien. Mitologinya Nien adalah makhluk jahat yang takut kepada tiga hal: warna merah, api, dan bunyi petasan. Karena itu, setiap Malam Tahun Baru orang mengecat rumah dan membakar petasan yang banyak untuk menakut-nakuti Nien. Hsiao Ming sendiri adalah pemaknaan untuk anak-anak yang suka bergembira melihat tarian barongsai. Menurut kepercayaan Cina, hewan naga, singa dan burung phoenix adalah simbol rezeki yang mendatangkan kemakmuran.
Sedangkan, di Iran atau dulu Persia, setiap tahun baru ada perayaan Pesta Api. Masyarakat Iran Kuno adalah menganut paham majusi (penyembah api abadi). Ketika Rasulullah Saw lahir, api tersebut padam.
Di Jepang ada perayaan Hari Boneka dan Hari Anak Laki-laki yang jatuh pada musim semi. Pohon-pohon dan bunga mekar indah. Ada dua hari raya di Jepang yaitu, Bulan Maret disebut Hari Boneka dan Bulan Mei disebut Hari Anak Laki-laki. Orangtua umumnya mengharapkan mendapatkan anak perempuan yang cantik dan anak laki-laki yang ganteng. Untuk menandai sudah masuknya musim semi, ada burung bulbul (nightingale) yang bernyanyi merdu dari satu ranting pohon ke pohon yang lain.
Jika di Iran ada Pesta Api, maka di Burma ada Pesta Air yang disebut Thingyan. Masyarakat Burma sangat menghormati air sebagai sumber kehidupan.
Dan berhubung beberapa hari lagi, Indonesia akan merayakan Hari Kemerdekaan RI ke-71 yang rencananya dipusatkan di Danau Toba Sumatera Utara “Monaco of Asia”. Presiden Jokowi langsung yang akan memimpin acara 17-an tersebut.
Mudah-mudahan perayaan hari Merdeka dirayakan dengan nuansa berbeda dan lebih bermanfaat. Pesta kemerdekaan Indonesia semoga tercatat dalam museum rekor dunia sebagai perlombaan unik yang mengundang tawa dan kebersamaan.
Ingat, musuh kita sekarang bukan Cina, bukan Jepang, bukan Belanda, bukan sekutu.Tetapi, kemiskinan dan kebodohan. Merdeka!
Komentar