Malioboro adalah sebuah nama jalan yang terkenal dan bersejarah di Yogyakarta. Jalan yang membentang sepanjang 2,5 km dari Kantor Pos Yogyakarta sampai ke Tugu Yogyakarta ini tak pernah sepi wisatawan setiap harinya. Jalan Malioboro disebut sebagai salah satu titik garis imajiner yang menghubungkan antara Pantai Parangtritis, Keraton Yogyakarta dan Gunung Merapi.
Sejarah Jalan Malioboro
Kawasan perbelanjaan yang legendaris ‘Malioboro’ menjadi salah satu kebanggaan kota Yogyakarta. Penamaan Malioboro berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah menduduki Jogja pada tahun 1811-1816 M yang bernama Marlborough.
Terdapat versi lain tentang asal nama Malioboro. Asal nama Malioboro berasal dari bahasa Sansekerta yaitu karangan bunga. Pengambilan nama karangan bunga disebabkan dahulu di sepanjang jalan ini dipenuhi karangan bunga pada saat Keraton Yogyakarta menggelar acara atau hajatan.
Di sekitar Malioboro dapat ditemukan tempat yang bersejarah bagi Kota Yogyakarta yaitu Stasiun Tugu, Tugu Yogyakarta, Pasar Beringharjo, Gedung Agung, Monumen Serangan Oemum 1 Maret dan Benteng Vredeburg. Bagi Anda yang berkunjung ke Malioboro dapat sekaligus mendatangi tempat-tempat bersejarah tersebut.
Wisata Belanja dan Kuliner di Sepanjang Jalan Malioboro
Pedagang kali lima menjajakan barang-barang kerajinan khas kota Yogyakarta. Souvenir khas Yogyakarta untuk oleh-oleh seperti kaos, kerajinan tangan, sandal, blangkon dan batik dapat ditemukan disini.
Yang unik dari wisata belanja di sepanjang jalan Malioboro adalah tawar menawar barang dagangan. Harga barang yang ditawar dapat turun semurah-murahnya, jika pembeli pintar menawar dan agak memaksa untuk menawar rendah. Ada banyak pilihan untuk pindah ke pedagang lain di sepanjang jalam Malioboro.
Ketika malam hari penjual makanan menggantikan pedagang penjual kerajinan yang menggelar tenda di sepanjang Malioboro. Wisata kuliner di malam hari ini dapat menjadi daya tarik tersendiri di Malioboro. Sebagian besar makanan yang disajikan merupakan makan khas Jogja seperti gudeg, nasi liwet dan nasi kucing. Minuman khas Jogja seperti Es Dawet dan Ronde Angsle dapat menghilangkan dahag saat berjalan-jalan di sepanjang Malioboro.
Wisatawan dari luar kota dan luar negeri yang ingin berkeliling Kota Jogja dapat menaiki andong atau becak yang mangkal di Jalan Malioboro. Andong dan becak tersebut akan menawarkan paket berkeliling tempat wisata sekitar Malioboro dengan harga yang terjangkau.
Jalan Malioboro Tempat Perkumpulan Para Seniman
Di sepanjang Malioboro Yogyakarta menyajikan ekspresi seniman seperti permainan musik, seniman lukis, pantomin, happening art dan pertunjukan seniman lainnya. Malioboro yang merupakan ikon Kota Jogja menyuguhkan destinasi wisata budaya dengan kekentalan adat Jawanya. Anda akan mendengarkan alunan gamelan Jawa selama menelusuri jalan Malioboro.
Di sekitar Malioboro terdapat daerah Pecinan di Kampung Ketandan. Perkembangan dan sejarah Yogyakarta tidak dapat dilepas dari keberadaan etnis Pecinan tersebut. Pada saat perayaan Imlek etnis Tionghoa biasanya menyelenggarakan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta di sepanjang Jalan Malioboro.
Jalan Malioboro merupakan destinasi wisata belanja dan wisata kuliner yang menjadi ikon Kota Yogyakarta. Di sepanjang jalan Malioboro Yogyakarta ini Anda akan mendapatkan kepuasan belanja dengan harga yang murah meriah dan budaya dari kesenian dipinggir jalan yang tidak akan terlupakan.
Kesenian Jalanan Malioboro
>
Komentar