Nuzulul Qur’an 17 Ramadhan, ada baiknya merenung sejenak betapa Al-Qur’an yang harusnya menjadi kitab pedoman hidup untuk menempuh jalan lurus yang diridhai Allah SWT, malah ditinggalkan, dilupakan, dan tidak lagi dibaca. Padahal sudah jelas-jelas Allah SWT memperingatkan dalam firman-Nya:
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS Al-Baqarah: 185).
Dalam ayat yang lain Allah SWT juga menegaskan:
“Kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS Al-Baqarah: 2)
Dalam ayat tersebut Allah SWT mengingatkan agar manusia mengikuti setiap petunjuk dalam Al-Qur’an supaya memperoleh keuntungan dunia-akhirat sebagaimana yang tersemat dalam firman Allah SWT berikut ini:
“Maka orang-orang yang beriman kepadanya. Memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS Al Al-A’raf: 157)
Adapun maksud “memperoleh keuntungan” bukanlah seperti mendapatkan keuntungan dari hasil perniagaan, tetapi keuntungan yang lebih baik dari dunia dan seisinya. Al-Qur’an menjawab persoalan hidup manusia yang barangkali setiap orang pernah mengalaminya seperti “Ujian Hidup.”
Di sekolahan kita mendapatkan pelajaran terlebih dahulu, baru kemudian ujian. Sementara di “sekolah kehidupan” manusia mendapatkan ujian terlebih dahulu baru kemudian bisa memetik pelajaran (hikmah).
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS Al-Ankabuut: 2-3)
Namanya ujian bisa berbentuk kesenangan dan kesusahan. Tetapi, yakinilah semua ujian Insya Allah bisa dilalui dengan ikhtiar, iman, kesabaran, dan tawakkal.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): “Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.” (QS Al-Baqarah: 286)
Allah SWT juga memberi semangat agar manusia jangan bersikap lemah, bersedih hati, berputus asa dari rahmat Allah SWT. Sebab, derajat orang-orang yang beriman adalah tinggi.
Akhirul kalam, tulisan ini hanya mengupas sedikit saja tentang petunjuk keselamatan dan kejayaan jika patuh kepada Allah SWT. Yakinlah, “Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.” (QS Ali-Imran: 160).
Komentar