Dalam Al-Qur’an Allah SWT banyak sekali membuat perumpamaan yang berhubungan dengan tumbuhan seperti berikut:
Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; Tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). (QS Al-Fath: 29).
Sesungguhnya keberadaan tumbuhan dalam kehidupan manusia sangat penting. Tumbuhan bisa hidup tanpa manusia. Tetapi, manusia tidak dapat hidup tanpa tumbuhan. Tumbuhan dianggap tidak memberi makna apa-apa.
Berbeda dari hewan yang tenaganya sering dimanfaatkan manusia, sifat hewan kerap juga dipakai sebagai personifikasi seperti tikus sifatnya rakus, licik seperti ular, tulus seperti merpati, bijak seperti kancil, dan soliter (penyendiri) seperti harimau.
Kalau direnungi dari manakah datangnya tumbuhan? Kenapa dan mengapa di suatu tempat bisa tiba-tiba tumbuh tumbuhan yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Allah SWT berfirman:
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan. Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (QS Al-An’aam:99).
Pada ayat yang lain, Allah menyebutkan air hujan tersebut selain dapat menumbuhkan tanaman dapat juga dikonsumsi. Manusia kota mungkin berpikir, mana bisa air hujan langsung diminum.
Tetapi, kalau kita pernah di dusun dan kampung-kampung terdapat tali air (alur) yang berisi air jernih dari kaki pegunungan dapat diminum langsung.
Dia-lah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS An-Nahl: 10-11).
Yakinilah dan imani bahwa semua tanaman yang tumbuh di bumi atas sepengetahuan Allah SWT.
Dan tidak ada buah-buahan keluar dari kelopaknya dan tidak seorang perempuanpun mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. (QS Fushshilat: 47).
Allah juga mengingatkan dengan sangat tegas kepada manusia.
Maka terangkanlah kepada-Ku tentang yang kamu tanam. Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya? Kalau Kami kehendaki, benar-benar kami jadikan dia hancur dan kering, maka jadilah kamu heran dan tercengang, (sambil berkata): “Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian, bahkan kami menjadi orang-orang yang tidak mendapat hasil apa-apa”. (Al-Waqi’ah: 63-67).
Demikianlah pembaca SeMedan, semoga menjadi iktibar bagi kita semua bahwa Allah SWT adalah tujuan hidup kita di dunia dan akhirat kelak. Insya Allah.
Komentar