Hafiz dan hafizah Qur’an adalah sebutan untuk laki-laki atau perempuan yang hafal Al-Qur’an sebanyak 114 Surat, 6666 Ayat, dan 30 Juz. Di seluruh dunia, Indonesia termasuk yang terbanyak melahirkan hafiz dan hafizah. Alhamdulillah, hal ini menjadi trend Islami yang membanggakan di masyarakat Muslim.
Bukannya apa-apa, belum pernah terdengar berita, ada anak kecil dari agama selain Islam yang mampu menghafal kitab ajarannya sendiri.
Timbul wacana untuk meneliti mengapa anak-anak Muslim memiliki daya rekam ingatan yang lebih kuat daripada anak dari agama lain. Bukankah mereka sama-sama anak-anak? Lebih menakjubkan lagi, terkadang dari anak-anak yang berpenglihatan rendah (tuna-netra) mampu menghafal Qur’an.
Allah memelihara Al-Qur’an, Allah jualah yang memudahkan lisan orang yang membaca Al-Qur’an.
Berikut ini rangkuman mengapa seseorang dapat menghafal Al-Qur’an Karim antara lain sebagai berikut:
- Latihan dan Pengulangan. Orang awam mengira anak pandai menghafal Al-Qur’an karena keturunan dari orang-tua atau keluarga alim dan santri.
- Idealnya demikian, tetapi telah banyak fakta bahwa anak yang berasal dari orangtua bukan penghafal Al-Qur’an juga bisa memiliki anak yang hafiz-hafizah berkat latihan dan pengulangan.
- Metode latihan pengulangan bukan berarti anak terus-menerus dijejali materi hafalan melainkan dikondisikan agar tidak ada kejenuhan dan senang membaca Qur’an setiap waktu.
- Asupan Makanan-Minuman Halal Berkah. Dalam Islam sangat diwajibkan untuk memberi nafkah dan mengkonsumsi yang halal dan berkah. Tujuannya agar perkara syubhat (meragukan halal-haram) tidak masuk ke dalam tubuh sehingga bercampur dengan darah. Makanan halal lagi baik adalah energi utama untuk tumbuh-kembangnya kebaikan.
- Boleh diuji, anak-anak penghafal Qur’an justru datang dari keluarga sederhana. Bukan dari anak-anak orang kaya yang cukup asupan gizi. Artinya, teori yang mengatakan makanan-minuman bergizi berkaitan dengan kecerdasan tidak sepenuhnya benar. Makanan-minuman bergizi bukan untuk kecerdasan melainkan untuk stamina dan pertumbuhan tulang. Kecerdasan harus dilakukan dengan belajar cerdas.
- Doa orang tua. Sepintas kelihatan sepele sekali. Tetapi, yakinilah doa mampu mengubah keadaan. Orangtua yang rajin mendoakan anak dengan kebaikan agar hafal Qur’an, insya Allah akan terwujud.
- Semangat dan Motivasi Anak. Sebagaimana kerasnya orangtua mengajar, mendidik, dan melatih anak. Kalau anaknya sendiri tidak memiliki semangat yang kuat dan motivasi tinggi maka hasilnya nol.
Adapun tantangan atau kesulitan ketika menghafal ilmu Qur’an dan tajwid adalah sebagai berikut:
- Makharijul huruf (tempat keluar-masuk huruf)
- Shifatul huruf (cara pengucapan huruf)
- Ahkamul huruf (hubungan antar huruf)
- Ahkamul maddi wal qasr (panjang dan pendek ucapan)
- Ahkamul waqaf wal ibtida’ (memulai dan menghentikan bacaan)
Akhir kalam, anak harus diyakinkan bahwa perlombaan hafiz-hafizah Qur’an bukan untuk siapa yang paling unggul melainkan demi meraih keberkahan dan pahala dari Allah SWT. Kalah-menang lumrah.
Oleh karena itu, besarkan Keagungan Allah SWT di hati anak dan kecilkan semua pujian dan hadiah dari makhluk (manusia). Dengan demikian, jikalau anak kalah ketika bertanding hafiz-hafizah, anak tidak akan kecil hati dan kecewa. Semoga dengan banyaknya jumlah penghafal Al-Qur’an, masjid-masjid di seluruh Indonesia yang “ngaji” bukan lagi kaset /cd/dvd melainkan manusia. Amin.
Komentar