Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan sebuah kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara, letaknya di Pantai Barat Pulau Sumatera. Sebagian wilayah Tapanuli Tengah (Tapteng) diapit pulau-pulau di Samudera Hindia seperti Pulau Mursala, Pulau Pane, Pulau Karang, dan pulau lainnya. Pelabuhan penyebrangan dari Tapanuli Tengah menuju Nias terletak di Kota Sibolga.
Selain memiliki keindahan gunung dan laut serta pengeringan ikan asin. Tapanuli Tengah memiliki situs sejarah 44 kuburan tua para aulia sahabat nabi yang terletak di Kota Barus, termasuk Makam Mahligai, Syaikh Machdum, Syaikh Ambar, Syaikh Machmud Papan Tinggi. Ibukota Tapanuli Tengah adalah Pandan yang kini berkembang pesat.
Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari 20 kecamatan, 30 kelurahan dan 147 desa. Hamparan gunung, pantai, laut, dan sungai adalah pemandangan yang mudah ditemukan di setiap tempat di Tapanuli Tengah.
Satu di antara banyak keindahan Tapteng adalah setelah melewati Pulo Pane, lalu melintasi pal 7 (palpitu), kemudian Desa Barangbang Kecamatan Sosor Gadong (Sorga) masih banyak perbukitan dengan areal persawahan yang membentang luas, airnya jernih dan manis khas sekali air gunung. Sedangkan di tepi jalan raya adalah Pantai Barat Sumatera dan Samudera Hindia.
Deburan ombak terdengar dan terbentang sepanjang mata memandang. Siang hari air laut tampak menghijau, sedangkan menjelang petang, air laut kebiru-biruan. Pokok kelapa dan buah degan kelapa hijau di mana-mana.
Apabila pagi atau sore hari tiba, matahari turun serendah-rendahnya. Subhanallah, Maha Suci Allah SWT yang telah menciptakan keindahan alam.
Google Maps Sungai Sirahar dipenuhi batu-batu koral dan kerikil, Aek Dakka Bulu Duri
Ada 6 sungai besar di Tapanuli Tengah seperti Daerah Aliran Sungai (DAS) Tapus, Aek Sirahar, Lae Chinong, Aek Sibundong, Aek Kolang, dan Batang Toru. Daerah hulu sungai berasal dari pegunungan Bukit Barisan dan bermuara ke Pantai Barat Provinsi Sumatera Utara di wilayah administratif Kabupaten Tapanuli Tengah.
Satu di antara sungai yang ada di Tapanuli Tengah yang penulis kunjungi adalah Aek Sirahar, Bulu Duri Aek Dakka (air bercabang). Dari sini, menyebrangi satu kampung menuju kampung berikutnya kampung Bunga Tanjung menggunakan rakit atau menyeberangi sungai dengan berjalan kaki ketika air sedang surut. Adapun letak Sungai Aek Sirahar di sepanjang jalan Syaikh Rukunuddin, tidak begitu jauh dari perkampungan Makam Mahligai Barus.
Komentar