Terus terang, saya kekurangan referensi mengenai peninggalan Rumah Raja Sorkam. Apakah rumah atau istana, penulis belum jelas. Ada pepatah Melayu mengatakan, “Rumahku Istanaku.” Barangkali dahulu sebuah istana, kemudian zaman terus berubah. Apa yang dahulu nampak megah kini seperti artefak.
Di Rumah Raja Sorkam masih tersemat untaian motif sarang lebah bergantung, tangga, rumah panggung, bubungan atap, jendela, dan warna khas kuning hijau simbol kemakmuran dan kehidupan.
Di balik nama marga Tandjung apakah dari Minang atau dari Tapanuli Tengah. Hal ini menjadi perdebatan, tetapi tidak perlu diperpanjang. Masing-masing memiliki argumentasi. Ada yang mengatakan, Tanjung berasal dari Minangkabau Sumatera Barat. Sebagian lagi mengatakan, Tanjung dari Sumatera Utara.
Baca juga:
Masjid Asy-Syuhada, Sorkam Kanan
Makam Islam Tua raja-raja Sorakam, Jirat Rondah
Sorkam Kiri Sorkam Kanan, Keindahan Aek Sibundong
Banyak Jalan Menuju Kota Champora, Barus Tapanuli Tengah
Kargozari Amal 40 hari Keluar di Jalan Allah, Tapteng Barus
Tugu Nol Kilometer Islam di Tapanuli Tengah
Merambah Pulau Karang Eksotis di Tapanuli Tengah
Sebagian lagi berpendapat, tidak terdapat korelasi antara Tanjung di Sumatera Barat dan di Sumatera Utara, sebagaimana marga Barus dari Tanah Karo (Sumut) dengan Kota Barus (Tapteng). Sebagian lagi beralasan, Tanjung adalah penamaan tempat untuk masyarakat pesisir yang hidup di daratan dekat laut.
Peninggalan Rumah Raja Sorkam menghadap ke Sungai Sibundong, kurang lebih berjarak 20 meter. Menurut pengakuan warga, Sungai Aek Sibundong pernah meruap tak terbendung masuk ke perkampungan dan tidak sampai menenggelamkan.
Kini di Sorkam Kanan kehidupan berjalan seperti biasa. Ada yang menjadi nelayan, sebagian lagi menjadi penambang pasir, sebagian berniaga di Pajak Onan, dan sebagian petani, sebagian guru dan lain sebagainya.
Dan meski sudah berusia ratusan tahun Peninggalan Rumah Raja Sorkam masih terawat dengan baik. Waktu boleh berlalu, tetapi tunas dan akar sejarah jangan sampai kandas dan pudar.
Komentar