Sabtu, 7 November 2019 rombongan bertolak ke Gunung Sitoli, NIAS. Mulanya, kami disarankan menuju Nias, tetapi jangan melalui Sibolga tetapi lewat Singkil saja. Alasannya, hempasan ombak besar dari Sibolga-Nias dapat menyebabkan mabuk laut.
Alhamdulillah, atas izin Allah SWT selama perjalanan laut menuju NIAS via SIBOLGA, tidak ada yang namanya ombak besar atau barangkali juga selama di perjalanan laut, Allah SWT telah menidurkan kami sehingga jika pun ombaknya ada, maka tidak terasa apa-apa.
Oleh karena pusat keramaian yang ada di NIAS berada di Kota Gunung Sitoli. Maka, setiap petang tiba di sepanjang dermaga lama, banyak pedagang aneka jajanan kuliner mulai dari ayam penyet, ayam bakar, ikan bakar, sop kambing, sate kacang, batagor Bandung, dan lain sebagainya.
Sayangnya, begitu banyaknya pengunjung yang datang tetapi tatkala azan berkumandang hanya satu-dua orang saja yang mesjid.
Syukur Alhamdulillah, keadaan umat Islam di Gunung Sitoli tidak semuanya demikian. Di mesjid-mesjid yang kami datangi seperti di MUDIK,, SAOMBO, SAWO, OLORA, LANDATAR selepas Maghrib setiap harinya ramai anak-anak mengaji.
Di TANAH NIAS ini juga yang terkenal ada sebuah keluarga yang memiliki anak sampai 8 anak, dan kesemuanya menjadi penghafal AL-QUR’AN. Subhanallah.
Komentar