Hampir jam 21.00 WIB kami bertiga tiba di rumah Sdr Suwardi sahabat dari Tgk M. Ali Idris. Di rumah ini, kami menginap, makan malam dan ngobrol, ada ayah Lhok Sukon, ada teman-teman lain.
Meskipun kami lelah dan berkeringat, kami tidak bisa mandi. Karena, jarak antara rumah dan sungai sekitar 30 meter. Kondisinya gelap dan sangat menyulitkan.
Pada malam harinya kami tidur di rumah Suwardi. Lantainya masih beralas tanah (benar-benar tanah) dan kami tidur di atas tikar tanpa kasur. Nyamuk bergentayangan seperti kelaparan dan siap memangsa. Malam sunyi sekali sehingga hampir-hampir yang terdengar hanya detak suara jantung sendiri.
Esok harinya, kami duduk sarapan pagi dan mulai musyawarah untuk menuju hutan. Maka, saudara Suwardi mencari orangtua sebagai penunjuk jalan (guider hutan) namanya Abu Aman Arni.
Umumnya suku Gayo memakai nama Aman dan punya banyak keluarga di Peunaron, Lokop, dan Takengon (Aceh Tengah).
Meski perawakan Abu Aman Arni kurus. Tetapi, terasa sekali tempaan hidup tinggal di hutan pedalaman membuatnya tampak kekar seperti pendekar. Ia berjenggot dan memakai kopiah lebe.
Saat ke hutan, Abu Aman Arni membawa parang untuk menerabas jalan. Ia dan saya memakai sepatu pacuk (di tapak kakinya ada “durinya”). Sedangkan Ansyari memakai sepatu kerja merk Catterpilar, Tgk Ali Idris memakai sepatu Boot.
Selama di perjalanan Tgk Ali Idris membawa bekal makanan ringan dan air minum kemasan. Tampak dalam gambar dari kiri-kanan (H. Mulyadi dan Abu Aman Arni sedang mengukur diameter pohon jati putih), Sungai Arakundo, Pohon Rambung, Tgk Ali Idris sedang menyebrangi sungai Arakundo.
Jarak rumah istirahat dengan hutan sekitar 6 km. Kami berempat yaitu Abu Aman, Ansyari, Tgk Ali Idris dan H. Mulyadi jalan kaki melewati Sungai Arakundo. Kalau tidak banjir, kondisi sungai dangkal sekitar 50 cm, berbatu, lebarnya sekitar 60 m. Tampak sekali tebing, hutan gunung dengan kayunya yang lebat. Kami berjalan pelan sambil menikmati hutan yang sangat indah.
Wisata hutan ini sangat mengesankan. Kami membayangkan perjalanan ini seperti para jurnalis National Geographic yang berani melakukan liputan di tempat-tempat terpencil dan “terdalam” terutama hutan.
Sampai di lokasi hutan, kami tidak mendapatkan pohon Jabon sebagaimana yang kami prediksikan semula. Sebagaimana yang diceritakan orang-orang, pohonnya besar-besar dan buahnya lebat-lebat. Tetapi, hanya pohon Jabon kecil-kecil dengan kondisi lahan yang semak-belukar sehingga kami pulang dengan hati sedikit kecewa.
Di hutan yang indah ini kami dapat melihat kayu jati putih, kayu rambung, kayu jabon dan sengon. Banyak yang tidak tau kalau kayu jabon memiliki banyak manfaat. Bukan hanya kayunya, melainkan buah serta daunnya juga bermanfaat untuk keperluan medis dan ekonomis.
Sepanjang perjalanan di tepi-tepi sungai banyak terdapat pakis hutan, sehingga Ansyari, Tgk Ali Idris, dan Abu Aman Arni membawa pakis untuk dimasak gulai di rumah. Sesampainya kami di rumah Suwardi waktu menunjukkan sekitar 11.30.Setelah makan siang dan Shalat Zuhur, kami pun siap-siap kembali ke Rantau Panjang Peureulak Aceh Timur.
Menyusuri hutan terpencil dan Sungai Ara Kundo di Aceh Utara memang mengasyikkan. Kami masih penasaran dan berjanji akan kembali lagi suatu saat nanti.
Profil Penulis
H. Mulyadi SE, MM, kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara, 30 Januari 1948. Kini berprofesi sebagai wiraswasta. Buku yang sudah pernah terbit, “Merancang Masa Depan si Buah Hati,” edisi lux berwarna, terbitan How Press Bandung 2010. Buku “Ingat Aku dalam Doa Kalian” adalah buku kedua yang diterbitan secara digital (e-book) dan dicetak hanya berdasarkan permintaan.
Pernah aktif di Kerukunan Masyarakat Betawi Indonesia [KMBI] cabang Bekasi, aktif di kerukunan masyarakat Batak di Rantau Panjang Peureulak. Pengalaman dan bekerja:
- DWO Supervisor in the Drilling Work Over & Completions Departements level XIII Gulf (Asamera Oil Ind) Ltd Nanggroe Aceh Darussalam
- Komisaris PT. Mulya Garment Bekasi
- Tenaga pengajar English for Children dan Kids Development Project di Bekasi.
Untuk informasi lebih lanjut silakan email mulyadibrain@gmail.com. Alamat sekarang, Ranto Panjang Peureulak, Aceh Timur. Dusun Darussalam, Desa Buket Pala, Kec. Ranto Peureulak.
Komentar