Pantan Cuaca berada di Kec. Blangkejeren, berdekatan dengan perkampungan Atu Kapur, Musara Hate, Godang, dan Kec. Rikit Gaib. Ke-elokan panorama Pantan Cuaca sangat memikat. Angin dingin membius kalbu. Kabut dan awan merendah, seakan-akan dapat digenggam.
Bukit-bukit basah oleh rinai. Dandi tubir tebing, pinus serta serai wangi ranum menghijau. Dan di ufuk tampak hutan lindung Gunung Leuser. Leuser tempat terakhir di muka bumi, hewan buas hidup bersama tanpa saling memangsa.
Saat berkendara menyusuri Pantan Cuaca menuju Rikit Gaib, awan dan kabut saling menyaru rupa. Tidak tau lagi apa beda kabut dan apa beda awan. Seberapakah tingginya awan dan seberapakah rendahnya kabut, sehingga keduanya tampak sama, belum lagi jika hutan pinus terbakar disambar petir dan mengeluarkan asap.
Sungguh konfius (membingungkan) antara kabut, awan, uap dan asap benar-benar sama persis terlihat dari zahiriah. Jelaslah sudah, jika ada yang mengatakan negeri di atas awan sebenarnya belum tentu di atas awan, boleh jadi ia adalah negeri di atas kabut.
Kemudian, kesan lain di Pantan Cuaca yakni ketika pekan mingguan berlangsung. Pekan mingguan dilaksanakan selepas shalat Jum’at. Masyarakat ramai antusias membeli dan menjual barang.
Komentar