Flight information di Bandara Internasional Kuala Namu menunjukkan keberangkatan (departure) sejumlah maskapai penerbangan dari KNIA menuju kota-kota besar di Indonesia dan seluruh dunia. Sesekali terdengar pemberitahuan dari ruang informasi:
Perhatian-perhatian.
para penumpang pesawat udara…..
dengan nomor penerbangan…
tujuan…
dipersilahkan masuk ke ruang tunggu, pintu nomor….
Your Attention please,
… passengers
on flight number…
leaving for….
would you please your seat to the waiting room, gate number… thank you!
Setiap hari di Bandara Internasional Kuala Namu ada saja orang bepergian (traveling) dan berdatangan ke Kota Medan atau transit untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke tempat tujuan masing-masing.
Tamu-tamu pelancong yang datang ke Medan tersebut bagi sebagian orang adalah berkah rezeki untuk meraih secercah harapan mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjadi guide dadakan.
Guide dadakan ada dua model. Pertama “hunting” datang ke bandara langsung menawarkan jasa hantaran. Kedua dengan cara menjalin pertemanan dengan agen travel atau hotel untuk siap menjemput tamu di bandara dan mengantarkan sesuai tujuan.
Tamu dari kota-kota di Indonesia umumnya sudah “sedikit” mengetahui Kota Medan walaupun belum pernah ke Medan. Sebagian besar mengetahui dari postingan tulisan-tulisan di internet dan media sosial facebook.
Meski sudah baca-baca tentang Kota medan. Tetapi, kalau sudah bertanya bikin pusing tujuh keliling. Misalkan:
- Mengapa di Bandara Kuala Namu tidak ada tulisan “Welcome to Medan.” Berarti Medan tidak punya bandara. Jadi, berapa kilo lagi dari bandara menuju Medan.
- Bandara Kuala Namu tidak punya ciri khas padahal di ruang tunggu lantai 3 ada maket Istana Sultan Serdang. Hal ini dapat menjadi inspirasi bentuk bandara yang bernuansa etnis seperti di Sumatera Barat dan Riau. Tetapi dipadukan dengan kecanggihan modern.
- Toilet bandara airnya mati.
- Kalau di Medan hotel apa yang murah tetapi dekat dengan kota.
- Di Kota Medan berapa tarif hotel bintang lima permalamnya.
Dan teramat banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang seolah-olah penjemput tamu adalah Public Relationsnya Bandara Kuala Namu.
Harus diakui kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara yang datang ke Kota Medan tahun 2016 menurun. Di Kota Medan saja dahulu di Kampung Keling, Kesawan, Masjid Raya mudah sekali dijumpai bule-bule dari Eropa.
Kini, rata-rata bule-bule tersebut langsung memilih Bahorok, Tangkahan, Berastagi, dan Tao Toba sebagai tempat tujuan.
Sekalipun bandara Kuala Namu berkelas internasional. Sayangnya toilet bandara yang berada di lantai 2 khususnya toilet laki-laki rusak dan kotor, dan dari lima kran air di wastafel hanya satu saja yang berfungsi. Kemudian bangku-bangku di ruang tunggu berkarat dan bandara terkesan kusam.
Baca juga:
Kuala Namu International Airport, 39 KM dari Kota Medan
Harapan sebagai warga Sumatera Utara ke depannya. Semoga pariwisata Sumut lebih tertata dan terindeks dengan baik. Terutama akses dan transportasi seperti bus, kereta api, pelayaran, dan penerbangan. Dengan demikian, jika tamu-tamu dan pelancong (traveler) domestik dan mancanegara datang ke Medan atau Sumut.
Sebagai tuan rumah kita bisa dengan bangga menunjukkan kepada tamu Kota Medan, kota yang tertata, bersih, penuh bunga-bunga dan pepohonan di sepanjang jalan raya kota. Semoga tercapai segera.
Komentar