Kampung Kolam atau sekarang disebut Desa Kolam adalah suatu desa yang berada di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang. Di Kecamatan Percut Sei Tuan terdapat desa lainnya seperti Amplas • Bandar Setia • Cinta Damai • Kolam • Pematang Lalang • Saentis • Tanjung Rejo • Tanjung Selamat. Di antara desa yang ada di Kecamatan Percut Sei Tuan, barangkali hanya Kampung Kolam dan Bandar Setia yang menyimpan misteri cerita kelam tentang orang-orang kampung yang menghilang atau sengaja “dihilangkan.”
Dahulu tidak ada yang berani datang ke Kampung Kolam, khawatir nyawa lepas dari raga. Lihatlah sekarang Kampung Kolam dan Bandar Setia mulai ramai pendatang dan di sana-sini properti berdiri.
Selain desa, di Kecamatan Percut Sei Tuan terdapat sejumlah kelurahan antara lain, Bandar Khalipah • Bandar Klippa • Cinta Rakyat • Kenangan • Kenangan Baru • Laut Dendang • Medan Estate • Percut • Sampali • Sei Rotan • Sumber Rejo Timur • Tembung.
Kini setelah beberapa generasi, tidak ada lagi yang peduli soal cerita lampau tentang apa dan bagaimana Kampung Kolam menjadi perkampungan. Tambahan lagi soal orang-orang yang menghilang, “Sukmo Hilang atau Sumo Hilang.” Entah yang dimaksud sukmo (jiwa) yang hilang ketika memasuki Kampung Kolam, entah juga Sukmo atau Sumo yaitu orang yang menghilang tiba-tiba atau dihilangkan secara paksa. Wallahu A’alam.
Terlepas apa pun cerita yang berkembang dari mulut ke mulut tersebut. Kampung Kolam memiliki keistimewaan tersendiri. Di Kampung Kolam sebagian besar penduduknya adalah orang Jawa. Bukan orang Jawa dalam artian orang-orang perantau dari Pulau Jawa (Jawa-Deli) seperti hal transmigrasi.
Tetapi, PUJAKESUMA (Putra Jawa Kelahiran Sumatera). Jadi, sudah beberapa generasi hidup di Kampung Kolam yang bahkan mereka tidak tau lagi tautan leluhurnya yang di Pulau Jawa. Semua beranak-pinak di bumi Sumatera.
Sekarang penduduk di Kampung Kolam sudah ada beragam etnis dari latar profesi yang berbeda-beda. Lantaran sebagian besar di Kampung Kolam adalah orang (suku) Jawa. Maka, orang yang bermukim di Kampung Kolam, suku apapun itu akhirnya menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar kedua setelah Bahasa Indonesia.
Kalau musim panen padi tiba, indah sekali berada di Kampung Kolam. Padi-padi menguning, burung-burung kepala putih berebut mengejar padi, tanah sawah terhampar luas, dan angin pagi bertiup lembut di antara batang padi dan ilalalang yang tersembunyi di antara pokok ubi.
Menjelang sore kendaraan penggiling padi berkeliling menawarkan jasa. Di tanah lapang anak-anak bermain bola dan bermain layang-layang di antara matahari sore yang panas. Semua terasa hidup, semua terasa berkesan. Hati gembira ketika berada di Kampung Kolam. Sugeng Rawoh Mugi Bagja Sentosa.
Komentar