Langkat adalah nama Kabupaten di Sumatera Utara. Tetapi, di lubuk terdalam dan di ufuk yang terjauh, Langkat adalah kota legenda yang menyimpan cerita bertuah. Langkat adalah negeri berkat yang membawa karunia Tuhan, tempat para tuan guru terhormat bermukim dan bermartabat.
Dalam kesenian Melayu, Langkat turut memberi warna tersendiri mulai musik sampai Silat Harimau Hijaiyah yang dikenal dengan teknik terkaman pacih Harimau, kombinasi kait dan gedor yang kuat, cepat, sikut, dengkul, dan lengan semua bergerak.
Kemudian tidak dapat dikesampingkan sejarah Teluk Aru, Kesultanan Langkat. Pendek kata, Langkat adalah suai bertaut yang menghubungkan susur galur para leluhur Melayu.
Ibukota Langkat dahulu di Tanjung Pura, lalu pindah ke Binjai, kemudian sejak tahun 1982 pindah ke Stabat sampai sekarang. Kalau pengendara melintasi jalan lintas Medan-Aceh maka Kota Stabat akan terlewati karena letaknya di pinggir jalan.
Sedangkan jalan alternatifnya via Tandem Hilir, Titi Payung Buluh Cina—Hamparan Perak—Klumpang Kebun—Kelambir V—Kampung Lalang—Gaperta.
Baca juga: Tandem Hilir via Kebun Tebu Buluh Cina, Hamparan Perak
Di Kabupaten Langkat, Kota Stabat termasuk yang terpadat penduduknya. Di Kab. Langkat juga saat ini semua sektor ekonomi dan pertanian tumbuh dengan pesat seperti pertanian dan peternakan, perkebunan dan jasa. Ibukota Langkat Stabat dilalui oleh satu di antara sungai terpanjang di Sumatera Utara yaitu, Sungai Wampu. Sebagian besar penduduk Stabat adalah masyarakat Melayu.
Stabat di utara berbatasan dengan Kecamatan Secanggang, di Selatan berbatasan dengan Kecamatan Binjai, di sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Wampu, dan Timur dengan Kabupaten Deli Serdang (kabupaten terluas di Sumatera Utara).
Pada masa kompeni, Kabupaten Langkat berstatus keresidenan dan kesultanan (kerajaan) dengan pimpinan pemerintahan Residen, berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten. Residen mendampingi Sultan Langkat di bidang urusan luar negeri (orang putih). Sedangkan yang pribumi tampuk pimpinan dipegang oleh sultan.
Secara struktur pemerintahan di bawah Kesultanan dan Assisten Residen disebut luhak, lalu Kejuruan (Raja kecil) baru kemudian Distrik.
Keistimewaan Langkat memiliki 26 aliran sungai besar dan kecil seperti Sungai Wampu, Sungai Batang Serangan, Sungai Lepan, Sungai Besitang. Sungai-sungai akan bermuara di Kuala Langkat dan Tapak Kuda. Sungai-sungai inilah sebagai jalur pelayaran perdagangan yang menghubungkan Langkat dengan dunia internasional.
Selain itu, Langkat memiliki tempat-tempat keramat berkat seperti Masjid Azizi, dan tempat tamasya wisata yang menantang dan alami seperti Tangkahan, Bukit Lawang, Taman Nasional Gunung Leuser, rehabilitasi orang hutan (mawas). Belum lagi, industri dan pertambangan.
Kalau ditinjau dari kata “Langkat” merujuk kepada sejenis buah/pokok langkat yang tumbuh di tepian bantaran Sungai Langkat dan sangat familiar di masyarakat Melayu. Adapun rasa buah langkat bagi yang sudah memakannya mirip rasa buah langsat (rasanya asam-asam manis (lebih asam daripada duku, berkulit tipis, dan bergetah).
Oleh karena Langkat memiliki daya pukau yang menarik. Maka, dalam hal ini, SeMedan.com akan mencari waktu untuk menelusuri keindahan dan pesona Langkat yang tiada habis seperti potensi wisata alam air terjun, pemandian, sungai arung jeram, tracking hutan, gua batu Rizal, Tanjung Apek, Kuala Serapuh, Tanjung Kerang, dan tentu saja tempat-tempat bersejarah.
Langkat negeri berkat, semoga bersatu sekata berpadu berjaya. Bukan saja pada masa lalu, tetapi juga pada masa kini sampai pada hari yang tiada berhingga.
Komentar