Fly over atau jembatan layang berfungsi sebagai peretas kemacetan di sejumlah ruas persimpangan jalan. Sekurang-kurangnya saat ini di Kota Medan ada lima fly over di antaranya: Fly over Pulau Brayan, fly over Medan Amplas, fly over Djamin Ginting, fly over jalan tol Tembung BELMERA (Belawan-Medan-Tanjung Morawa), dan terakhir yang sedang dikerjakan adalah fly over Kampung Lalang.
Fly over Pulau Brayan menghubungkan jalan menuju ke Cemara, Belawan, Yos Sudarso, dan Jalan Pertempuran. Fly over Medan Amplas menghubungkan jalan menuju Terminal Amplas, Patumbak, Tanjung Morawa, Sisingamangaraja.
Fly over Djamin Ginting menghubungkan jalan menuju Simpang Pos, Padang Bulan, Simalingkar, Katamso Medan Baru. Terakhir fly over Kampung Lalang menghubungkan Jalan TB Simatupang Terminal Pinang Baris, Sunggal, Gatot Subroto, Kelambir V, Mencirim.
Tujuan pembangunan fly over diperuntukkan sebagai peretas kemacetan dan pengurai arus lalu lintas yang ramai supaya tertib teratur dan lancar. Ironisnya, selama proses pembangunan fly over, kemacetan dipastikan bertambah parah bahkan tidak ada alternatif jalan lain. Hal ini tampak dari pembangunan fly over Kampung Lalang yang setiap hari dipadati hilir-mudik kendaraan menuju jalan lintas Medan-Banda Aceh.
Lihat video: Kemacetan lalu lintas kenderaan saat proses pembangunan Fly Over Simpang Pos.
Jika diperhatikan lebih mendalam, ruang bawah jembatan layang belum difungsikan dengan baik. Padahal di kota-kota lain seperti Jakarta dan Bandung, bagian bawah fly over dimanfaatkan untuk ruang publik (tidak dipakai untuk berjualan). Tetapi, digunakan untuk rendez vous sejumlah komunitas, pegiat urban dengan membuat ruang terbuka hijau dan taman belajar bagi anak-anak.
Selain membangun fly over dan pusat-pusat bisnis, Kota Medan sebagai Kota Metropolitan yang siap menyongsong perdagangan Asia Tenggara, Masyarakat Ekonomi Asean akan membuat suatu terowongan kanal underpass yang dimulai dari Titi Kuning, Jalan Jenderal AH. Nasution, Kecamatan Medan Johor sampai menuju Jalan Tritura.
Tujuannya memperlancar arus lalu-lintas menghubungkan Jalan Zeid Hamid dan Deli Tua.
Baca juga: Kota Medan Metropolitan, Masyarakat Ekonomi Asean, MEA
Ada satu fenomena unik dan lazim di Kota Medan yakni sebagian orang berhenti atau sengaja memarkirkan sepeda motor di pinggir fly over, tepat di saat lalu-lintas jalur cepat sedang melaju kencang. Pemandangan ini akan terasa sekali ketika pagi hari, sore, dan malam hari.
Muda-mudi seperti tidak peduli, asyik mejeng pacaran sambil menikmati pemandangan temaram lampu-lampu kota berkerlip dan berkerjap menerangi jalan. Tidak mau ketinggalan, mereka yang berkeluarga pun melakukan hal yang sama. Fly over telah menjadi “tempat wisata di medan kota, tempat menarik untuk berlibur murah.”
Sesekali bolehlah mampir ke jembatan layang, tetapi hati-hati saja kendaraan melaju sangat kencang.
Baca juga: Gojek Medan Lawan Becak Mesin dan Kereta, Siapa Menang?
Komentar