“Omo Sebua” rumah tradisional berusia ratusan tahun, ada juga di Desa Bawomataluo Nias Selatan. Lihatlah, betapa Omo sebua masih tampak begitu gagah dan Kokoh. Perubahan waktu dan zaman, belum mampu menghapus keberadaanya.
Tiang-tiang penyangganya disusun saling silang menyilang, kayu-kayu ulin penyangga itu, berukuran besar. Bawomataluo adalah sejarah masa lampau yang hidup, Bawomataluo adalah gambaran perbauran antara penanda zaman megalitik dengan zaman modern dalam kehidupan manusia kini.
Di Desa ini, artefak-artefak batu, peninggalan zaman megalitikum itu dapat ditemui. Menhir, juga dapat dijumpai disini, selain artefak batu berbentuk peti.
Di desa ini juga sering digelar Fahombo, ritual lompat batu. Tarian Perang Bahuse dan Tari Moyo. Tempat ini juga kerap dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun manca Negara. Kisah mengenai peradaban zaman dulu di desa ini, hingga makna atas tradisi-tradisi yang masih terus diturun temurunkan masih dapat dituturkan oleh orang-orang di desa ini.

Berwisata kedesa Bawomataluo, tak hanya memberikan kesenangan dan keterkejutan pada mata atas megahnya peninggalan-peninggalan dari zaman megalitikum,
Berwisata kedesa Bawomataluo, tak hanya memberikan kesenangan dan keterkejutan pada mata atas megahnya peninggalan-peninggalan dari zaman megalitikum, tetapi pengunjung juga dapat mendengar kisah-kisah menakjubkan. Bagaimana orang-orang zaman dahulu, membangun peradaban hidup serta tata nilainya. Sebuah pengetahuan untuk membangun masa depan bersama.
Desa ini berjarak 12 KM dari dari Teluk Dalam, Ibu kota dari Kabupaten Nias Selatan. Menempuh jalur darat baik dengan menggunakan mobil maupun sepeda motor, membutuhkan waktu lebih kurang tiga puluh delapan menit.
Berbagai souvenir, patung-patung ukiran tangan dari kayu, maupun kain khas Nias selatan ada di desa Bawomataluo, kenang-kenangan yang dapat dibeli. Untuk selalu ingat, bahwa pengunjung telah sampai dan telah menjadi saksi atas perbauran dua zaman.
Komentar