Populasi masyarakat Tionghoa di Kota Medan semakin hari semakin bertambah banyak. Hal ini ditandai dengan banyaknya rumah ibadah umat Buddha & Khonghucu yang tersebar di seluruh penjuru Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, dan Provinsi Sumatera Utara.
Bentuk bangunannya bukan lagi seperti kelenteng atau vihara-vihara kecil melainkan bangunan megah besar berkapasitas ratusan bahkan mungkin ribuan orang.
Dikarenakan kemegahan rumah ibadah umat Buddha tersebut nampaknya menarik perhatian umat agama lain untuk datang dan melihat-lihat vihara sebagaimana Maha Vihara Buddha Maitreya di Cemara Asri yang terbuka untuk umum.
Pada hari-hari libur selepas workweek dan weekend, kadang vihara Buddha Maitreya ramai dikunjungi oleh umat Muslim untuk sekedar foto-foto dengan latar belakang vihara.
Selain Maitreya, vihara yang terbuka untuk umum adalah Vihara Gunung Timur di Hang Tuah, Vihara Setia Budhi di Irian Barat, dan vihara Dewi Kwan Im di Pematang Siantar, Vihara Pagoda Taman Alam Lumbini di Berastagi.
Vihara lain yang ada di batas Kota Medan dan tak kalah besar nan megah adalah Mahavira Graha Buddhisatya, Perkumpulan Mahakaruna Buddhist Centre (Deli Serdang) dan vihara ini tidak terbuka untuk umum. Apabila kita melewati Jalan Cemara kemudian terusan Jalan H. Anif maka dari kejauhan vihara ini bisa terlihat.
Animo masyarakat di Kota Medan khususnya dan umumnya di Sumatera Utara terhadap wisata rumah ibadah sangat besar. Bukan saja kepada vihara tetapi juga kuil-kuil Hindu seperti Kuil Shri Mariamman dan Gereja Graha Maria Velangkanni. Mereka yang datang tidak saja dari golongan dan satu agama saja melainkan beragam.
Pilihan wisata rumah ibadah menjadi pilihan yang menarik. Selain bisa mengenal tempat-tempat ibadah agama lain. Umumnya di sekitar rumah ibadah disediakan tempat rekreasi refreshing seperti Vihara Maitreya dengan konsep kolam bangau, taman refleksi kaki dan jajanan kuliner pasar yang murah-meriah.
Baca juga:
Maha Vihara Maitreya
Vihara Gunung Timur
Vihara “Kwan Te Kong” Irian Barat
Kuil Shri Mariamman
Graha Maria Velangkanni
Komentar