Zaman sekarang, susah-susah mudah mencari pembantu. Bukan susah lantaran tidak ada lagi orang yang mau bekerja sebagai pembantu. Melainkan, susah menemukan pembantu jujur, cekatan bekerja, patuh disuruh, sehat lahir-batin, dan tidak kleptomaniak.
Banyak yang mau jadi pembantu bukan karena kemauan hati, tetapi karena tidak ada keterampilan dan tidak ada kesempatan untuk memilih pekerjaan atau berwirausaha. Sementara di sisi lain kebutuhan dasar hidup (sandang-pangan-papan) harus terpenuhi setiap hari.
Di kota Medan, istilah pembantu kurang begitu disukai dan berkesan merendahkan. Orang Medan menyebut pembantu dengan sebutan “orang yang bantu-bantu di rumah.” Maksud dan tujuannya juga berbeda antara “pembantu dan bantu-bantu.”
Jika, pembantu umumnya menginap dan kerja rangkap melebihi standar jam kerja. Sedangkan “bantu-bantu” bekerja mulai jam 6-9 pagi, setelah beres pekerjaan lalu pulang ke rumah, esoknya datang lagi ke rumah majikan.
Bantu-bantu biasanya mengerjakan cuci piring, menyapu, mengepel, cuci baju, setrika, beres-beres (ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi).
Lain orang yang bantu-bantu, lain pembantu rumah tangga (PRT), lain pula pengasuh anak (baby sitter). Tetapi, bisa saja merangkap menjadi satu. Pendek kata, untuk orangtua yang memiliki kesibukan, keduanya sama-sama bekerja, jangan membebani pekerjaan rumah tangga. Cukup datangi tempat penitipan bayi atau penitipan anak yang memiliki program pengasuhan berkualitas dan edukatif seperti Almira Daycare Medan.
Saat ini, di Kota Medan telah berkembang pesat tempat penitipan anak yang profesional, Islami, dan terpercaya. Sebagian besar orangtua menginginkan anak tidak sekadar dititipkan dengan cara pagi diantar ke tempat penitipan anak (daycare). Kemudian sore hari orangtua selepas pulang kerja menjemput anak kembali. Kebutuhan orangtua inginnya ada semacam pembelajaran dan pendidikan informal sebelum anak masuk ke PAUD atau TKA-TPA.
Memang, harus dapat dibedakan apa itu pembantu rumah tangga, pengasuh anak (baby sitter), dan tempat penitipan anak (daycare). Kadang-kadang orangtua yang baru memiliki bayi akan terasa sekali terbantu jika memiliki pembantu rumah tangga, baby sitter. Sebab, pada bulan-bulan pertama kelahiran anak, sedang repot-repotnya dan sangat melelahkan.
Lain hal kalau di rumah ada nenek, kakek, atau saudara yang bisa dengan sabar-tulus-ikhlas membantu tanpa disuruh. Tetapi, apa ada orang macam itu? Belum tentu.
Umumnya orangtua khawatir menitipkan anak lantaran tidak percaya, tidak pernah melihat langsung situasi, kondisi, dan tempat penitipan anak (daycare). Hanya dengar cerita orang mulut ke mulut atau dari iklan saja.
Pertanyaan dari orangtua yang ingin menitipkan anak umumnya seperti berikut ini:
- Berapa total biaya pendaftaran?
- Apakah anak-anak dikelompokkan berdasarkan usia?
- Berapa banyak jumlah anak dalam satu kelas?
- Berapa banyak guru yang ditugaskan untuk mendidik, mengajar, dan mengasuh?
- Apa yang akan dilakukan anak saya sewaktu dititipkan, mereka belajar apa?
- Bagaimana saya mengetahui perkembangan anak saya?
- Bagaimana kebijakan disiplin di tempat penitipan anak, apakah ada hukuman jika bersalah?
- Bagaimana pelatihan dan peraturan saat ke toilet?
- Mulai dari jam berapa sampai jam berapa anak dititipkan?
- Jika anak saya tiba-tiba sakit apakah saya akan langsung ditelpon dan anak saya diobati?
- Apakah anak menerima perhatian individu. Jika ia tergolong anak agresif atau introvert?
- Apakah tempat penitipan aman?
- Bagaimana ruang gerak bermain anak-anak di dalam dan di luar ruangan?
Baca juga: Almira Daycare, Tempat Penitipan Anak (Taman Bermain & Belajar Anak Islami) di Kota Medan
Ingat, cari pembantu itu tidak mudah. Sekalipun uang kita tersedia. Saking susahnya mencari pembantu, seorang artis pernah menjadikannya sebagai reality show program acara televisi. Dan akhirnya didapatlah pembantu yang berkualitas. Tetapi, kita mana mungkin memberi “test” segala. Paling-paling kita tanya riwayat hidup dan berdasarkan referensi dari orang yang kita percayai.
Oleh karena itu, kalau tidak mau sewa pembantu atau baby sitter. Pilihan selanjutnya adalah menitipkan anak di tempat penitipan anak yang bersih, berkualitas, terpercaya. Selain anak dititipkan, anak juga bisa bermain sambil belajar dan bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.
Dengan demikian, jika anak sudah dititipkan orangtua pun tenang dalam bekerja. Sehari-hari anak terurus, makannya bergizi standar. Selain itu, anak-anak bisa ikut sistem belajar yang edukatif dan kreatif.
Pengalaman yang sudah-sudah, jika anak di rumah agresif. Sebaliknya, di tempat penitipan anak bisa nurut, patuh, dan baik budi. Karena, di tempat penitipan, guru-guru belajar psikologi anak sehingga telaten dan sabar dalam menghadapi anak-anak.
Sebaliknya, orangtua terkadang tidak sabar dalam menghadapi anak dan cenderung cepat naik darah. Ingat, anak adalah amanah. Siapa pun yang mengasuh dan menjaga. Mau pengasuh atau orangtua anak-anak tetaplah anak-anak. Kasih sayang harus lebih luas daripada hukuman. Jangan beri anak perintah, berilah anak-anak teladan yang baik dan berkah.
Komentar