Stasiun Kereta Api Medan berada di jantung kota Medan. Tetapi, bukan pada titik nol kilometer Kota Medan. Tidak jauh dari situ terdapat Lapangan Merdeka, Kesawan Square, Kantor Pos pusat, Balai Kota, Hotel, pusat bisnis, dan lain sebagainya. Pendek kata, kalau ingin membawa tamu dari luar kota dan ingin jalan-jalan, ajak saja ke sekitar Kesawan dijamin tidak akan rugi.
Banyak sekali objek menarik yang dapat diabadikan dalam dokumentasi teks, foto dan video.
Baca juga: Kantor Pos Medan Tetap Buka Pada Hari Minggu
Saat ini, kondisi Stasiun Kereta Api Medan berubah drastis apalagi sejak jalur kereta api Medan-Kualanamu dibuka (Lihat Video Kualanamu Dulu-Sekarang). Gambaran tentang stasiun kereta yang semrawut, kacau balau, acak-acakan, tidak teratur, pupus sudah diganti dengan kesan tertib dan representatif.
Adapun nama-nama kereta api yang beroperasi antara lain: Lancang Kuning, Putri Deli, Siantar Ekspres, Sribilah, ARS.
Secara ringkas, Stasiun Kereta Api Medan sudah berdiri sejak 132 tahun lalu (23 Januari 1883-2015). Dahulu bernama Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) dan sempat melayani rute Medan-Aceh (Atjeh Stoomtram Staatspoorwegen). Bekas jejak relnya masih ada.
Lebih jauh melihat riwayat ke belakang, perubahan Stasiun Kereta Api Medan nyaris tanpa meninggalkan rekaman jejak sejarah sebagaimana stasiun-stasiun kereta yang sempat penulis kunjungi ketika berada di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung, Solo, Semarang, Yogya, dan Surabaya.
Tidak ada lagi kenangan tempo dulu dan suasana klasik yang syahdu dan impresif saat ketika sedang berada di stasiun kereta api.
Satu pertanyaan yang sulit diingkari, mengapa jejak sejarah apapun dapat “diawetkan” di Pulau Jawa sementara di Sumatera tidak bisa dan cenderung kehilangan segalanya. Artinya, jika generasi penerus ingin belajar, mereka akan tau dari mana segalanya bermula dan berakhir.
Termasuk dalam hal ini adalah tentang stasiun kereta api Medan yang sudah berubah tanpa rekaman jejak sejarah.
Komentar