Sabtu (20/08/2016) sore, Presiden Jokowi tiba di Parapat, di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dan hadir membuka acara Karnaval Kemerdekaan Pesona Danau Toba (KKPDT) di Pantai Bebas dan menginap di Hotel Inna Parapat. Keesokan harinya melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kapal feri “Dosroha” dari dermaga Inna Hotel menuju Pulau Samosir, Minggu (21/08/2016) pagi.
Baca juga: Jokowi Presiden RI yang Pertama ke Pulau Samosir Bukan Hoax Tapi Sejarah
Sebelumnya ada tiga pilihan kapal yang akan digunakan oleh Presiden beserta rombongan, Kapal Parna raya dan Kapal Pak TB. Silalahi. Pilihan jatuh pada kapal feri Dosroha 2 (Bersatu/Damai), kapal kayu di Danau Toba dengan mesin GT paling besar terbuat dari rangka baja dan besi, kulit lambung dari kayu damar laut, Kelayakan manuver yang baik dan jarak tempuh Parapat – Pulau Samosir sekitar 25 menit.
Kapal Feri Dosroha 2 terpilih karena memiliki kenyamanan, keseimbangan dan kestabilan karena lambung kapal lebih besar setelah Dinas Perhubungan dan dibawah kepala bidang ASDP (Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan) mengadakan seleksi kapal di kawasan Tomok dan sekitarnya. Dan kapal ini memiliki kelengkapan sertifikat, SKK nahkoda dan kelengkapan keamanan. Setelah kapal di karantina selama 3 hari kapal di kirim ke Inna hotel dan penjagaan ketat dilakukan oleh Paspamres.
“Namun untuk keberangkatan kapal dari Inna hotel ke Pulau Samosir dan pulangnya diserahkan tanggung jawab kepada petugas Syahbandar setempat bersama Paspamres. Nahkoda kapal, Poltak Sidabutar”. Seperti yang dikatakan petugas Syahbandar setempat, Ridwan Manalu.
Presiden Jokowi menjanjikan tambahan satu kapal feri dan perbaikan dermaga, paling lambat akhir 2016. Bantuan tersebut untuk menunjang sektor pariwisata di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Kehadiran Presiden Jokowi ke Danau Toba dan sekitarnya memberikan secercah harapan untuk sektor pariwisata dan menjadikan Danau Toba “Monaco of Asia”, dan semoga janji ini tidak tinggal janji saja, Kami tunggu Pak Presiden.
Komentar