Untuk menuju ke Tandem Hilir dapat dilewati dengan cara melintasi Jalan Raya Medan-Aceh. Jalan Raya Medan-Aceh adalah jalan umum yang siang dan malam dilintasi oleh kendaraan berbagai tipe, termasuk dilewati bus supermewah seperti bus Aceh terbaru double decker Scania.
Oleh karena itu, bagaimana jika kali ini menempuh rute berbeda via Buluh Cina, mulai dari Medan Gaperta Ujung—Kelambir Lima—Klumpang—Hamparan Perak—Buluh Cina—dan sampai di Tandem Hilir perbatasan Kabupaten Deli Serdang dan Langkat, Sumatera Utara.
Setelah melewati Jalan Gaperta Ujung kemudian Jalan Kelambir V dan melewati Gudang Pemeraman Tembakau Deli yang sudah berusia ratusan tahun sejak 1878-hingga kini (baca juga: Tembakau Deli, Bukan Tembakau Gorila atau Cerutu Kuba), lalu memasuki Jalan Besar Klumpang Kebun, dan tiba di Selemak Hamparan Perak, dekat dari Kantor Polisi Hamparan Perak.
Dari sini ada Masjid Beringin dan percabangan jalan, terus-lurus menuju Kantor Camat Hamparan Perak, Marelan dan Simpang Kantor, ke arah kiri menuju Titi Payung, Jalan Besar, Buluh Cina dan Tandem Hilir.
Selama perjalanan, sebagian ruas Jalan Kelambir V, Klumpang, Hamparan Perak, Titi Payung rusak berat, berdebu, berlobang, bergelombang dan sangat mengasyikkan seperti berada di atas pelana kuda. Tetapi tidak semua jalannya rusak hanya berapa kilometer saja.
Selebihnya jalannya cantik sekali diaspal dan mulus sehingga sepanjang perjalanan hamparan kebun tebu dan tembakau yang masih menghijau sangat menyejukkan mata.
Pada tulisan berikutnya akan dibahas khusus tentang Buluh Cina. Tetapi, secara singkat nama buluh Cina karena dahulu di kawasan ini banyak tumbuh pokok Buluh yaitu tanaman berumpun, berakar serabut batangnya beruas-ruas, berongga, dan keras; bambu; aur.
Buluh adalah tanaman khas negara tirai bambu (RRC), buluh juga berarti bambu. Entah kenapa, perkataan “Buluh Cina” menjadi “Bulu Cina” yang sudah lain dari arti dan sejarahnya.
Bagi pengendara yang mengetahui jalan alternatif Tandem Hilir biasanya akan menempuh rute ini untuk sampai ke Kota Medan daripada harus melewati Kota Tandem Hulu, Binjai, Diski, Kampung Lalang yang rawan kemacetan total terutama saat hari libur dan banjir di kilometer 12 jalan lintas Medan-Binjai.
Di mesjid kecil Al-Ihsan sering dijadikan tempat rehat bagi pengendara sepeda motor. Setelah tunai melaksanakan ibadah shalat fardhu, rata-rata pengendara rebahan atau duduk bersandar melepaskan penat. Masjid kecil Al-Ihsan sekalipun kecil letaknya strategis di tepi jalan dan lagipula mesjid inilah yang akan mempertemukan jalan keluar dari Tandem Hilir Deli Serdang menuju perbatasan selanjutnya yaitu, Stabat Langkat.
Perjalanan menuju ke Tandem Hilir via Titi Payung Kebun Tebu Buluh Cina adalah perjalanan yang sangat mengesankan. Hamparan kebu tebu, tembakau, dan jalan yang berlobang bergelombang adalah kenangan tersendiri untuk menarik hikmah bahwa ternyata salah arah itu lumrah, nyasar jangan sampai hati gusar, dan banyak berpergian membuat pikiran segar.
Komentar