Manusia milenium hidup di zaman TIK (Teknologi, Informasi, Komunikasi) yang sehari-hari “bergantung dan tergantung” dengan teknologi, informasi, komunikasi. Terlepas di manapun ia tinggal, apa pun profesinya, berapa pun umurnya. Tua, muda, kakek-nenek, anak dan remaja, bahkan bayi dalam kandungan pun sudah merasakan kehadiran TIK.
Oleh karena itu, guna mengetahui respons muda-mudi Islam terhadap esensi dan eksistensi TIK, SeMedan.com berbagi ilmu dengan HIMMIA (Himpunan Muda-mudi Islam Akbar) di Masjid Al-Ikhas Jalan Setia Luhur Medan pada Hari Senin malam (11/1/2016).
Hakikat TIK adalah sarana untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, baik secara lahiriah maupun batiniah. Idealnya demikian tetapi apa yang terjadi di kemudian hari tidak demikian. Manusia malah menjadikan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi sebagai sesembahan baru yang sama sekali jauh dari kepuasan batiniah dan lahiriah.
TIK tidak sepenuhnya buruk, juga tidak sepenuhnya baik. Seperti bunyi pemeo, “Alat tidak lebih hebat dari kegunaannya. Dan kegunaan alat tidak lebih hebat dari manusia yang menggunakannya.” Jadi, TIK hanya sebentuk alat dan sarana untuk mencapai tujuan.
Satu di antara bukti hebat dari TIK adalah melahirkan profesi baru yakni, penulis konten website, video maker, desain grafis, programer games, hacker, marketer online, konsultan online, dan menjamurnya sejumlah media online yang mengusung tema berbeda-beda sesuai platform masing-masing insitusi/lembaga/perusahaan.
Kali ini, pertemuan antara SeMedan.com dengan HIMMIA berfokus kepada dua ajaran inti yakni, Membuat media online berkualitas dan menjadi penulis konten yang cerdas.
A. Membuat Media Berkualitas
Pada sesi tanya jawab, peserta HIMMIA menanyakan cara mudah membuat Buletin Cetak dan Buletin Online. Khusus untuk buletin media cetak yang perlu dilakukan sebagai berikut:
- Nama buletin dan taglinesnya.
- Susunan organisasi dan redaksi (Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi, Kontributor, Lay-outer dan desain cover, Bendahara)
- Konten, materi isi buletin.
- Properti kantor (laptop, kamera, printer, kertas, meja, kantor, stempel, korp surat, transportasi)
- Mingguan atau Bulanan
- Berapa halaman, rubrik
- Jenis kertas, ukuran.
- Untuk kalangan terbatas (internal) remaja masjid atau publik luas (masyarakat)
- Donatur, swadaya, iklan atau mandiri
- Profit (dijual) atau dibagikan
Sedangkan masalah klasik media cetak berbentuk buletin adalah minat pembaca kurang, ongkos cetak, SDM, distribusi.
Kemudian untuk membuat media online, susunan organisasi seperti yang tertera pada media cetak. Persoalan klasik yang dihadapi media online adalah Optimalisasi konten di Mesin Pencari (Google, Yahoo, dll), visitor-page view, jaringan lelet, SDM, properti.
B. Menjadi Penulis Konten website yang Cerdas
Berikut ini rumus ajaib agar mahir menulis konten website antara lain:
- Banyak belajar dan latihan.
- Menulis bukan seperti naik sepeda. Sekali bisa selamanya bisa dan tidak akan lupa. Menulis adalah proses berkesinambungan. Setiap menulis satu tulisan baru. Maka, penulis belajar hal baru. Meskipun sudah pernah menulis 1000 tulisan sekalipun.
- Gunakan Rumus: 5 W + 1 H dan tidak harus selalu bertahap-berurutan, bisa acak. W = What, Who, Why, Where, When + H = How (Apa, Siapa, Mengapa, Di mana, Kapan + Bagaimana?)
- Rajin membaca buku-buku bermutu seperti kisah orang-orang hebat, motivasi, sejarah, filsafat, agama, dan sosial-kebudayaan. Sebab, membaca adalah perintah Allah. Iqra arti sempit adalah membaca. Arti luasnya adalah telaah-menelaah-menganalisa. Bukan hanya buku tetapi juga fenomena sekitar.
- Membaca prinsipnya adalah proses input (memasukkan ilmu, pengetahuan, data, dan lain sebagainya) Sedangkan menulis adalah proses output (mengeluarkan gagasan dan menuangkan ide).
- Akrab dengan teknologi dan tau di mana cara mencari informasi (internet, perpustakaan, narasumber).
- Fokus dan Tekun!
- Sok Tau dan sedikit KEPO! (Jangan pernah gunakan rumus ini kalau mental tidak siap!)
- Berhenti menuliskan dan melihat hal-hal yang berbau pornografi, porno-aksi, seks dan sejenisnya. Sebab, pornografi dan erotisme dapat merusak sel otak. Narkoba hanya merusak 4 sel otak. Pornografi lebih kejam, semua sel otak dirusaknya.
- Media atau penulis profesional berkualitas yang peduli kepada masyarakat, sungguh tidak akan mau menjadi perpanjangan inderawi agen penyebar konten pornografi.
SeMedan.com sangat mendukung agar media online HIMMIA (Himpunan Muda-mudi Islam Akbar) segera terwujud. Tujuannya untuk menggabungkan energi kaum muda-mudi Islam yang tergabung dalam 15 Masjid dan 1 Musholla Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan Helvetia.
Akhir kata, semua peserta pelatihan rata-rata antusias untuk belajar bagaimana membuat media dan menghasilkan pendapatan dari internet dan media sosial, baik pendapatan dari tulisan artikel, foto maupun video.
Komentar