Di antara jenis kerang, kerang darah memiliki gizi tinggi dan bernilai ekonomi. Dinamakan kerang darah karena berwarna merah dan mengandung hemoglobin (protein sel darah merah). Cara memasak kerang darah direbus atau dikukus, tidak sampai matang seperti ada “darah.” Perlu dipahami, merebus kerang darah tidak dengan air.
Kebanyakan jenis kerang, cangkangnya halus rata atau berbulu. Tidak demikian dengan kerang darah (anadara granosa), cangkangnya keras, warnanya putih kecoklatan dan bentuknya bergelombang seperti atap genteng. Kulit kerang (cangkang) umumnya dibikin kerajinan dan aksesoris yang cantik-cantik.
Kalau di Kota Medan mencari kerang darah sedikit susah. Kebanyakan penjual di pajak (pasar) menjual kerang bulu, kerang hijau, kijing, remis dan kepah yang berasal dari Tanjung Balai, Sumatera Utara. Tanjung Balai dari zaman ke zaman sudah terkenal dengan julukan Kota Kerang.
Kerang adalah hewan air bertubuh lunak (moluska). Kerang memiliki sepasang cangkang. Kerang tidak punya kepala tetapi memiliki mulut. Cangkang kerang berfungsi seperti kaki bergerak ke sana-ke sini. Keberlangsungan hidup kerang dengan cara memakan plankton.
Ada sejumlah jenis kerang yang dapat dikonsumsi seperti: Remis, Tiram, Simping, Kerang hijau (kupang awung), Kerang batu, Kerang bulu, Kerang dago, Kerang darah.
Dahulu sempat berhembus kabar, kerang hijau mengandung racun sehingga tidak ada lagi yang berani makan kerang, kini sudah tidak lagi. Resep masakan kerang harus dimasak sesuai jenisnya sehingga tau manfaatnya kerang. Kerang bagus juga untuk ibu hamil. Ingat, jangan banyak-banyak mengonsumsi kerang karena dapat menimbulkan alergi.
Kerang sejatinya disajikan dalam bentuk apapun tetaplah enak seperti direbus pakai sambal cocol (kecap atau sambal kacang). Kerang disate, kerang direndang, kerang ditumis, kerang disambal hijau, kerang kuah gulai, dan banyak lagi. Di Kota Medan penjual kerang siap santap sudah jarang. Dahulu banyak yang jual kerang di Taman Ria (kini menjadi Medan Fair Plaza).
Alasan orang memilih kerang darah karena lebih murah dari seafood yang lain. Berdasarkan pengalaman penulis ke Tanjung Balai dan Teluk Nibung. Kerang darah baru bisa diambil ketika “pasang mati” air surut, tidak dijala melainkan diambil saja dengan sekop. Dan kalau kita sudah berjalan ke banyak tempat, kerang darah ternyata tidak hanya di Tanjung Balai melainkan tersedia juga di tempat lain.
Akhir kata, siapa tau para traveler (pelancong) ada waktu, datanglah ke Tanjung Balai, Sumatera Utara. Lihat bagaimana omak-omak mangopek kerang (ibu-ibu mengupas kerang). Biasanya setiap akhir tahun di Sungai Asahan ada pesta kerang. Di Tanjung Balai kerang menjadi santapan kehormatan dan banyak manfaatnya. Kerang darah amboi sodapnya!
Baca juga:
Mencari Melayu di Kota Seribu Sungai, Tanjung Balai
Wak Uteh Tanjung Balai, Legenda Baru di Dunia Musik melayu
Komentar