Becak mesin adalah transportasi serbaguna segala zaman. Disebut becak mesin karena menggunakan tenaga mesin bermotor. Belakangan istilah becak mesin berganti dengan becak motor, kadang disingkat betor atau bemoru (becak motor model baru). Kehadiran becak mesin memiliki sejarah yang panjang. Sama panjangnya dengan lahirnya Kota Medan.
Sejarah becak mesin sulit ditelusuri. Padahal becak mesin termasuk ikon Kota Medan. Becak Medan beroda tiga, dua roda di belakang saling terhubung dalam sebuah poros yang dapat dijalankan sesuai porosnya. Becak dalam Bahasa Mandarin dialek Hokkien be chia artinya “kereta kuda.” Transportasi zaman sekarang menggunakan tenaga “kuda besi” (becak mesin).
Belum ada literatur yang menyebutkan kemiripan antara becak di Medan dengan becak Pematang Siantar yang menggunakan sepeda motor peninggalan Perang Dunia II seperti BSA, Norton, DKW, BMW, Harley Davidson. Tetapi, berdasarkan cerita dari mulut ke mulut. Becak mesin di Kota Medan sudah ada sejak tahun 1960-an dan model becaknya berbeda dengan becak Siantar atau becak Padang Sidempuan.
Becak di Medan berbeda dari becak Siantar yang bermesin ukuran 350-500 cc seperti BSA, Norton, BMW, Harley Davidson. Sebagian masih ada di Siantar tetapi lebih banyak yang sudah berganti tangan. Sedangkan becak di Padang Sidempuan bukan sepeda motor (kereta) melainkan Vespa. Penumpang berada di dalam dan mesinnya ada di belakang.
Becak mesin di Medan umumnya bermerk Honda, Kawasaki, TVS, KTM dan bisa dibeli melalui cicilan kredit. Sayangnya, becak bisa dibeli secara dicicil tetapi kepemilikan bukan milik pribadi melainkan nama koperasi tertentu.
Baca juga:
Becak Motor dan Taksi Online
Gojek Medan Lawan Becak Mesin dan Kereta, Siapa Menang?
Secara umum di Indonesia ada dua model becak. Di Pulau Jawa pengemudinya di belakang dan penumpangnya di depan. Sementara di Medan, pengemudi becak berada di samping penumpang. Dahulu sempat ada yang namanya “Helicak” alias helikopter becak. Dinamakan demikian karena tempat duduk penumpang seperti berada dalam kabin helikopter.
Jauh hari sebelum becak mesin beroperasi di jalan-jalan raya. Becak dayung sudah lebih dahulu dijadikan alat transportasi menggantikan delman/pedati/sado yang memakai tenaga kuda. Becak dayung menjadi becak mesin yang “ditempel” (multifungsi). Bisa dikayuh dengan tenaga kaki, bisa pula dengan tenaga mesin yang diisi bahan bakar. Becak dayung menggunakan roda tiga, ketiga bannya masih ban sepeda dengan jari-jari dan lingkar besar.
Becak yang ditempeli mesin tersebut adalah mesin dua langkah (2 tax) buatan Jerman. Ukuran slinder kecil dan becak dayung waktu itu memakai sepeda kumbang Gobel (sepeda ontel) yang dikayuh. Cara menghidupkan becak mesin dayung bukan dengan stater batre tetapi dengan cara dikayuh (dayung) terlebih dahulu.
Lalu becak dayung mulai menghilang berganti becak mesin manual yang lebih kokoh dengan jarak tempuh lebih jauh. Becak mesin manual dirakit dengan tambahan roda dan diberi jok tempat duduk untuk penumpang. Jadi, tidak ada industri becak mesin secara pabrikan (dibuat secara massal di pabrik) melainkan dirakit sendiri-sendiri secara manual.
Kendati demikian, ada yang aneh pembaca, meski dalam Bahasa Medan sepeda motor disebut kereta. Apapun merk sepeda motornya tetap saja disebut kereta. Tetapi, khusus untuk penyebutan becak mesin atau becak motor, tidak disebut kereta becak atau becak kereta. Padahal yang digunakan adalah sepeda motor untuk dipakai sebagai transportasi bernama becak motor (becak mesin).
Becak motor di Kota Medan berbeda dengan becak motor yang ada di kota-kota lain di Indonesia. Ciri khas becak mesin (becak motor) yang ada di Kota Medan, penumpang duduk di samping pengemudi. Hal ini berbeda dengan becak-becak di kota lain yang umumnya penumpang berada di depan pengemudi. Selain itu, becak mesin (becak motor) di Medan serbaguna alias dapat dimanfaatkan untuk membawa barang. Rangka atap bisa dibuka dengan mudah seperti katup sebuah payung (terpal).
Kemudian, ukuran lebar becak mesin (becak motor) di Kota Medan seukuran dengan bodi mobil mini (city car) sehingga lorong-lorong (gang) dapat dengan mudah dijangkau. Kalau pengemudinya lincah, becak mesin dapat memutar balik arah tanpa susah payah harus berbelok. Adapun kecepatan lari becak mesin sama kencangnya seperti naik sepeda motor dan pengemudinya wajib mengenakan helm.
Coba tanya kepada pengemudi atau penumpang becak mesin, normalnya berapa jumlah penumpang yang bisa diangkut? Jangan kaget, becak mesin di Medan sanggup membawa muatan lebih dari 5 orang.
Meski Saat ini, becak mesin dianggap “biang kemacetan,” kumuh dan tidak cocok lagi masuk ke kota. Faktanya becak mesin di Medan masih menjadi idola transportasi serbaguna sepanjang zaman yang rutenya dapat melayani seluruh jalan-jalan di Kota Medan dan Sumatera Utara.
Komentar