Sesekali lidah bisa tergelincir manakala menyebutkan nama Museum Negeri Sumatera Utara. Kadang menyebutnya dengan Museum HM Joni karena memang letaknya di Jalan Haji Muhammad Joni (HM. Joni No. 51), kadang pula Museum Gedung Arca, karena memang dulunya ketika pertama kali diresmikan tahun 1954 oleh Presiden RI pertama Ir. Soekarno, museum ini dinamakan Gedung Arca.
Barulah kemudian hari, Senin 19 April 1982 berubah nama menjadi Museum Negeri Sumatera Utara diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef.
Museum Negeri Sumatera Utara buka setiap hari untuk umum termasuk Hari Minggu. Kecuali, Hari Senin dan hari besar tutup. Tidak tau mengapa harus tutup di Hari Senin, apakah ada pantangan atau larangan tertentu ataukah supaya ada waktu untuk beristirahat bagi karyawan museum. Sebab, Hari Minggu yang mestinya libur museum tetap buka dan digantikan Hari Senin menjadi hari libur.
Setelah membeli tiket, pengunjung akan masuk ke ruang informasi yang di dalamnya terdapat komputer pintar berisikan data isi museum dan peta (katalog) benda-benda yang dipajang di museum.
Andaikata pengunjung tidak berkeliling ke dalam museum, cukup melalui komputer pintar ini saja sudah dapat diketahui secara rinci dan menyeluruh bagian isi museum yang terdiri dari 6799 koleksi meliputi kategori replika hewan Sumatera, fosil manusia purba, diorama kehidupan prasejarah dan perkakas prasejarah.
Dengan mengunjungi Museum Negeri Sumatera Utara banyak pelajaran dan manfaat yang diperoleh antara lain dapat mengenali kultur budaya Sumatera Utara yang multikultural seperti rumah adat dan pakaian dari Melayu, Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak, dan Nias. Bukan itu saja, pengunjung dapat melihat-lihat keseluruhan isi museum yang terdiri dari dua lantai.
Baca juga:
Perpustakaan Umum Kota Medan, Kini “Berganti Rupa”
Selain ruang pameran terdapat pula perpustakaan dan ruang kerja pegawai museum.
Banyak sekali arca-arca peninggalan zaman Hindu-Buddha, batu nisan, Alqur’an kuno, replika Masjid Azizi di Tanjung Pura, perkakas zaman Kolonial Belanda, mainan tradisional seperti congkak dan ketapel, peralatan tabib dan pengobatan tradisional, pedati, kain, topeng-topeng, deretan foto-foto bersejarah, jejak-jejak megalitikum, alat musik yang legendaris gondang sembilan dan kulcapi.
Koleksi lainnya peti mati dari batu (sarkofagus), benda-benda bernuansa supranatural magis dan klenik hadir juga di museum negeri Sumatera Utara. Tidak ketinggalan naskah Toba kuno Pustaha Laklak. Ada juga beda arkeologi dari situs candi di Padang Lawas dan situs Kota Cina di Marelan Paya Pasir.
Bagi yang ingin datang ke museum negeri Sumatera Utara alamatnya sebagai berikut: Museum Negeri Propinsi Sumatera Utara, Jalan H.M. Joni 51 Teladan Barat, Medan 20217. Tel. +62 61 736-6792, Fax +62 61 732-2220. Website: www.museum-sumut.org, E-mail: Info@museum-sumut.org. Jam kunjungan: Selasa-Kamis 08:00-16:00 Jumat-Minggu: 08:00-15:30. Harga tiket di bawah Rp. 10.000, masuk bersama rombongan lebih murah lagi.
Ingat, Hari Senin, jangan datang ke Musem Negeri Sumatera Utara! Karena museumnya tutup! Datang saja di hari yang lain, dijamin buka dan tidak kecewa.
Komentar