Atas izin Allah SWT, SeMedan.com dapat bersilaturahmi mengunjungi Hendra Budiman. Di kalangan pengusaha rongsokan Kota Medan, khususnya yang bermain di ranah buku bekas dan benda-benda “sampah” teknologi, nama Hendra Budiman sudah familiar.
Ia menuturkan kepada SeMedan.com, bisnis yang ia jalani bukan semata memperoleh profit tetapi juga bagaimana fokus menebarkan kebajikan bahwa sebenarnya “hidup adalah apa yang kita berikan, bukan apa yang kita dapatkan.”
Pendek kata, ruang kerja Hendra Budiman laiknya laboratorium Iron-Man robotik. Potongan komputer PC atau laptop dicincang, dipisahkan, dibersihkan, dirakit, diinstal ulang, uji kelayakan sampai berfungsi kembali sebagaimana sedia kala.
Kemudian dijual dengan harga miring. Satu unit PC, laptop, notebook spesifikasi tinggi plus monitor dijual seharga 800 ribu sampai 1,5 juta.
Kepada SeMedan.com, Hendra Budiman menuturkan ingin membuat wadah pendidikan tetapi bukan seperti sekolah. Sebab, sekolah itu tidak wajib tetapi pendidikan adalah sebuah keharusan.
Ia siap mengorbankan buku-buku serta komputer untuk dibikin perpustakaan yang boleh diakses publik. “Apa yang bisa kita perbuat untuk perubahan, maka harus kita perbuat,” sambut Hendra Budiman tegas.
Komentar