Di kota Gunung Tua, suhu dan cuaca berubah sangat cepat. Rambatan angin di hamparan Padang Lawas Utara seakan menuntun satu perjalanan ke perjalanan berikutnya. Dan apabila Subuh mulai terang. Nafas waktu tergambar di cakrawala. Terasa bahagia, tatkala melihat burung-burung di udara, mereka tidak menabur, tidak menuai, dan tidak memiliki lumbung, tetapi lambung mereka selalu penuh makanan.
Sesungguhnya, Allah SWT Maha Pencipta, Allah Maha Pemelihara, dan Allah jugalah yang memberikan rezeki kepada seluruh makhluk hidup.
Dikarenakan Gunung Tua adalah kota lintas, umumnya pendatang hanya rehat sejenak beberapa jam dan kemudian melanjutkan perjalanan menuju kota-kota selanjutnya. Ada sejumlah hotel dan penginapan di Kota Gunung Tua seperti Hotel Gunung Tua, Hotel Mitra, dan penginapan Lobu Bara.
Kehidupan masyarakat Gunung Tua di pagi hari berjalan wajar, tidak ada denyut dan dinamika tersendiri. Pegawai pergi ke kantor, anak sekolah menunggu becak motor, pedagang makanan baru satu-dua yang buka, warkop belum ramai orang. Di jalanan sesekali terlihat bujing-bujing (anak gadis) berlari pagi sambil memakai earphone.
Dan ketika hari mulai terang mendekati siang, kehidupan di Gunung Tua mulai ramai padat. Termasuk di lopo (kedai kopi), ada saja yang margabus (cerita ngalor-ngidul) dan marmayam (bermain) catur. Tetapi, satu hal yang patut kita syukuri bahwa di Gunung Tua Padang Lawas Utara, tradisi Marsipaturean (tolong-menolong) di dalam kebajikan masih terawat dengan baik.
Baca juga:
Paluta Menuju Smart Regency
Launching Implementasi E-Government Kabupaten Paluta
Candi Bahal Padang Lawas Utara
Komentar