
Jembatan Wisma Leuser Sibayak, dan di kejauhan Jembatan Ecolodge Bukit Lawang. /Dok. SeMedan.com
Jembatan yang dibangun oleh Pemkab Langkat jarang dilalui pengunjung, jembatan seperti kurang terawat. Besi-besi pipa galvanis sebagian sudah hilang, terdapat coretan “Graffiti” di tiang penyangga kabel dan kayu pegangan untuk tangga sudah berhilangan juga.

Jembatan Pemkab Langkat di Bukit Lawang. /Dok. SeMedan.com
Fasilitas untuk pengunjung terdapat gubuk-gubuk lesehan untuk beristirahat dengan harga Rp.70.000 dan tergantung kelihaian Anda menawar. Bagi pengunjung yang bermalam tersedia penginapan dengan harga terjangkau berkisar Rp. 150.000 – Rp. 400.000 permalam.
Harga makanan dan minuman masih relatif terjangkau dan bisa dibilang murah dibandingkan dengan tempat wisata lainnya yang ada di Sumatera Utara.
Hampir semua masyarakat Bukit Lawang mengenal baik wilayah tersebut, dan Anda dapat menggunakan jasa mereka untuk memandu Trekking di hutan berbukit untuk menuju tempat pemberian makan orangutan.
Dan arah balik Trekking melalui sungai dengan ban dalam mobil atau Tube Rafting, tanpa pelampung!. Ini sensasinya!

Turis asing sesudah Tube Rafting dengan ban dalam mobil. /Dok. SeMedan.com
Bukit Lawang sudah tidak lagi pusat rehabilitasi orangutan, sudah berganti menjadi daerah pengamatan orang utan. Ekosistem Hutan Bahorok juga sudah tidak lagi menampung orangutan yang baru datang.

Feeding Station Orangutan. /Dok. Flickr.com/smulan77
Catatan:
Lain waktu SeMedan.com akan melakukan Trekking ke “Feeding Station Orangutans” saat tidak musim buah.
Trekking ke dalam hutan sekitar 20 menit berjalan menelusuri hutan-hutan berbukit. Tips untuk pemandu sekitar Rp. 100.000an.
Komentar