Air terjun Jambuara Indah terletak di Desa Aek Komangin, Kecamatan Hatonduhan, Kabupaten Simalungun. Jaraknya sekitar 51 km dari Kota Pematang Siantar atau sekitar 183 km dari pusat kota Medan. Mungkin masih banyak masyarakat khususnya yang tinggal di Kota Medan belum mengetahui keberadaan air terjun Jambuara.
Padahal objek wisata ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Pematang Siantar juga Simalungun. Tetapi justru disitulah letak keunikan objek wisata ini, yakni tergolong tujuan wisata baru sehingga anti mainstream.
Oleh masyarakat lokal, air terjun jambuara indah dikenal juga dengan air terjun Mamabu. Jika memulai perjananan dari Medan melalui jalan lintas Sumatera memakan waktu 4 hingga 5 jam menggunakan mobil, sedangkan dari kota Pematang Siantar menghabiskan waktu sekitar 1 jam 40 menit.
Menuju lokasi wisata air terjun jambuara indah, pengunjung harus menyusuri rapatnya kebun kelapa sawit terlebih dahulu, sebelum akhirnya menjumpai spanduk seperti gambar dibawah ini. Beberapa saat setelahnya baru terlihat kertas karton bertuliskan “Parkir”.
Setelah memarkir rapi kendaraan, pengunjung dapat beristirahat sebentar sambil membeli beberapa makanan dan minuman yang dijajakan di lokasi tersebut, atau dapat langsung berjalan kaki menyusuri jalan setapak menurun yang sudah ditata rapi oleh pengelola.
Letak air terjun yang seolah tersembunyi di balik rimbun pepohonan menggelitik rasa penasaran pengunjung. Bahkan ketika masih di tempat parkir kendaraan, rupa air terjun tidak tampak secara jelas, baru setelah kurang lebih 15 menit berjalan menyusuri jalan tadi, tampaklah kegagahan air terjun jambuara secara jelas.
Begitu tiba di dasar, ekspektasi awal mengenai keberadaan air terjun Jambuara terbayar lunas. Air terjun itu tinggi menjulang dengan gagah. Airnya tertumpah dari sungai kecil di atasnya yang penuh dengan bebatuan besar dan berwarna putih.
Mungkin batuan granit atau batu kapur belum dapat dikonfirmasi. Sayangnya kami datang ketika musim hujan, sehingga air sungai berwarna keruh. Namun tidak mengurangi pesona keindahan panorama disekelilingnya.
Debit air yang jatuh sangat deras sehingga percikan airnya langsung menerpa pengunjung begitu tiba di dasar lembah. Meski matahari sangat terik dan suhu udara juga cukup panas, percikan air tersebut mampu mendinginkan suasana lembah sehingga menjadi sejuk dan menyenangkan.
Pemandangan yang tampak juga cukup unik. Air terjun ini dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi sehingga seolah-olah pengunjung sedang berada di bawah ngarai nan hijau. Kolam tempat jatuhnya debit air juga luas dan tidak berbatu, namun sebaiknya jangan mandi terlalu dekat dengan jatuhnya air terjun, mengingat belum diketahui kedalaman kolam tersebut sehingga resiko terseret arus akan sangat membahayakan.
Satu hal yang sangat disayangkan adalah rendahnya kepedulian pengunjung terhadap kelestarian objek wisata. Meski di beberpa sisi rute menuju dasar lembah terdapat tulisan yang mengingatkan pengunjung agar mencintai alam dan menjaga lingkungan.
Namun tetap saja masih banyak pengunjung yang merusak bebatuan dengan tulisan tidak bermanfaat serta banyak terlihat sampah urban yang berserakan tak tentu arah.
Hal-hal semacam ini lambat laun akan mengurangi keindahan dan kelestarian objek wisata itu sendiri. Untuk itu marilah kita belajar menjadi pengunjung yang bermartabat serta bertanggungjawab. Yaitu dengan selalu menjaga kebersihan lokasi objek wisata, tidak meninggalkan apapun yang dapat merusak keindahan alam seperti coret-coretan juga sampah.
Objek Wisata Air Terjun Jambuara Indah memang sudah dibuka sekitar 2 atau 3 tahun silam, namun baru di tahun 2016 ini saja pengelolaannya semakin ditingkatkan. Dari pengalaman wisatawan yang pernah mengunjungi objek wisata ini pada tahun 2015, jalan menuju dasar air terjun belum rapi.
Pedagang makanan juga belum ada, tempat parkir juga belum serapi sekarang. Semoga saja pengelolaan tempat wisata ini dapat terus ditingkatkan karena objek wisata air terjun jambuara indah merupakan objek wisata yang indah serta sangat menjanjikan.
Komentar