Setelah fenomena alam Gerhana Matahari Total yang terjadi beberapa waktu lalu. Akan datang lagi satu fenomena astronomi equinox yakni, matahari melintas tepat di atas garis khatulistiwa. Equinox berlangsung setahun dua kali, tanggal 21 Maret (Hari Senin) dan 23 September (Hari Jum’at). Hari dan tahun berbeda.
Tetapi, tanggal dan bulan selalu sama setiap tahun. Tanggal 21 Maret matahari melintas tepat di garis khatulistiwa dari Selatan ke Utara. Sementara tanggal 23 September mendatang, melintas dari arah sebaliknya Utara ke Selatan.
Hoax yang berlebihan tentang pemberitaan equinox muncul pertama kali dalam situs media asal Singapura berjudul “Warmer days likely over next 2 weeks: NEA.” Sehingga akibat dari pemberitaan ini, orang mengira equinox itu mirip heat wave (gelombang panas) yang terjadi di Afrika, Timur Tengah, dan menewaskan puluhan orang di India.
Isu atau hoax yang berkembang sepekan ini menyebutkan, kota-kota di Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, dan lain sebagainya termasuk Indonesia akan mengalami peningkatan suhu mencapai 40 derajat celcius.
Sebagian besar orang percaya akan fenomena equinox tersebut. Sebab, tanda-tandanya sangat jelas sekali. Misalnya, di Kota Medan saja seminggu ini, setiap harinya suhu cuaca pada siang hari mencapai antara 34° – 35° celcius. Sementara pada malam hari seharusnya lebih sejuk, malah tambah terasa gerah dan panas.
Menanggapi keresahan masyarakat di Indonesia tentang equinox. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui situs resmi BMKG http://www.bmkg.go.id menjelaskan, “equinox adalah saat matahari diposisikan tepat di atas garis khatulistiwa yang akan terjadi pada Senin, 21/3/2016. Isu yang menyebutkan suhu akan mencapai 40 derajat celcius tersebut tidak benar. Ketika equinox terjadi suhu mengalami kenaikan hanya 1 derajat dari biasanya.
Kenaikan ini terjadi pada siang dan malam hari dan berlaku pada beberapa hari sebelum dan sesudah hari tersebut dan puncaknya tanggal 21 Maret 2016. Masyarakat diminta tetap menjalani aktivitas seperti biasa dan mengurangi kegiatan di luar rumah dan banyak mengkonsumsi air minum.”
Menurut Kepala LAPAN, Prof Thomas Djamaludin sebagaimana yang dilansir dari detik.com, “Pada tanggal 21 Maret matahari melintasi equator dari selatan ke utara. Pada saat itu belahan bumi selatan dan utara sama-sama mendapat sinar matahari yang berada tepat di atas kepala.
Baca juga:
Gerhana Bulan yang Langka akan Terjadi di Indonesia
Gerhana Bulan Penumbra 23 Maret 2016
Gerhana Matahari Total 2016
Informasi yang disebarkan mengenai dampak Equinox terlalu berlebihan. Karena, tak ada perubahan suhu yang signifikan pada saat Equinox.”
Meski, kata sejumlah ahli tidak perlu khawatir tentang equinox matahari di atas Khatulistiwa dan jangan percaya isu yang menyebut suhu mencapai 40 derajat celcius. Faktanya, tanda-tanda-tanda panasnya terasa sekali. Sepekan ini Kota Medan panas membara dengan suhu meningkat sekitar 34°-35° celcius.
AC tak mempan, kipas angin tidak terasa. Tambah lagi pada malam hari, bukannya malah sejuk malah nyamuk semakin mengamuk. Gersang. Kemarau. Parau. Selamat datang equinox!
Baca juga: Gerhana Bulan Penumbra 23 Maret 2016, bisa disaksikan dari seluruh Indonesia
Komentar