Penyebaran orang Tamil di seluruh dunia berdasarkan keterangan Tamil Nation Organization merata di lima puluh negara. Penyebaran ini tidak serta-merta mengubah identitas orang Tamil. Dari segi budaya dan bahasa, masyarakat Tamil dapat mempertahankan tradisi sehingga kultur asli tidak luntur.
Kondisi yang sama terjadi terhadap imigran India Tamil yang ratusan tahun hidup berketurunan di Tanah Deli (Kota Medan) kini. Sebagian besar masih menaati adat-istiadat dan menggunakan satu di antara bahasa India yakni, Dravida, Sanskrit.
Adat-istiadat yang masih terpelihara seperti memberi salam Namaskara. Salam namaskara adalah cara bersalaman cara Hindu dengan menyatukan kedua telapak-tangan kemudian membungkuk sedikit, dan jika bersalaman dengan orang lain hanya menyentuh ujung jari.
Adat yang lain, gadis atau perempuan dewasa memakai bindi (titik di dahi sebagai penanda), dan pada bagian hidung ditindik. Memakai baju panjang longgar paduan pakaian sari dan baju kurung Melayu. Kemudian merayakan Bhogi Pongal, Thai Pusam, Float Festival, Ganesha Chaturthi. Tidak semua masyarakat India merayakan hari besar tersebut. Festival (perayaan) ini hanya dirayakan masyarakat Tamil Nadu. Di Kota Medan perayaan Thai Pusam dilaksanakan di Kuil Shri Marriaman.
Baca Juga: Kuil Shri Marriaman Kampong Madras Medan
Di Tanah Deli, tempat ibadah yang berusia ratusan tahun bukan hanya milik umat Hindu Tamil. Melainkan milik umat Islam Tamil juga seperti Masjid Ghaudiyah dan Masjid Ubudiyah di sekitaran Kampung Madras Medan dan Jalan Kebun Bunga/Jalan Kejaksaan.
Jangan sekali-kali berpikir dalam bingkai sempit bahwa orang India Tamil pasti beragama Hindu. India yang kita kenal sekarang dan dahulu luas sekali wilayah dan pengaruhnya. Dari sisi agama, sebagian besar India Tamil di Tanah Deli adalah Islam, jadi bukan mualaf dari agama Hindu atau agama lainnya. Sebagian lagi, orang India Tamil memeluk agama Buddha dan Kristen Katolik .
Baca juga: Kuil-Gereja Suci, Graha Maria Velangkanni
Dalam rumpun bahasa, Tamil tergolong sebagai “bahasa tua” yang mempengaruhi seluruh ujaran bahasa di dunia. Tetapi, masyarakat Tamil di Tanah Deli enggan membuka diri ihwal bahasa. Berbeda dengan orang Tionghoa dengan Bahasa Hokkian, tersedia tempat-tempat kursus atau privat sehingga siapa saja dapat belajar Bahasa Mandarin.
Di Tanah Deli masyarakat India Tamil menyublim menjadi apa pun dan siapa pun. India Tamil tidak teralienasi dan terisolasi dari lingkungan sekitar. Mereka membaur menjadi masyarakat di tempat di mana mereka tinggal. Peleburan umumnya terjadi dalam ikatan pernikahan.
Sekalipun India Tamil sudah hidup berketurunan selama ratusan tahun di Tanah Deli, tidaklah sulit untuk mengenali identitasnya sebagaimana India Tamil di negara asalnya New Delhi. Mungkin antara Deli dan Delhi ada satu kemiripan.
Tetapi, kalau kita tanyakan kepada orang India Tamil yang berada di Tanah Deli, di manakah kampung halaman mereka? Kita akan tersenyum mendengar jawabannya.
Komentar