Istana Lima Laras yang terletak di Tanjung Tiram Batu Bara, Sumatera Utara, saat ini berusia 103 tahun (1912-2015). Meski tidak sepopuler Istana-istana Kerajaan Melayu lainnya khususnya yang berada di Sumatera Utara. Keberadaan Istana Lima Laras sangat berguna sebagai pembelajaran sejarah.
Pada masa itu, Istana Lima Laras berada di pemukiman nelayan yang sangat ramai disinggahi oleh kapal-kapal perniagaan dari mana saja. Sekarang kondisinya berbeda. “Pelabuhan” Lima Laras kini seperti perkampungan nelayan biasa.
Ada banyak rute jalan yang dapat ditempuh menuju ke lokasi istana. Nantinya, kalau sudah sampai di depan Istana Lima Laras ada sebuah plank bertuliskan: “Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktoral Jenderal Kebudayaan Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Provinsi D.I Aceh dan Sumatera Utara Istana Lima Laras.”
Baca juga: Istana Maimun Medan
Istana berdiri di atas tanah seluas 102 x 98 meter, lebar istananya 40 x 35 meter persegi. Posisinya menghadap ke jalur sungai/laut. Sungai atau laut pada masa dahulu merupakan posisi strategis untuk perniagaan, menghalau serangan dan benteng pertahanan.
Sedangkan kalau dipandang dari sisi “topografi,” kondisi pintu ruang utama Istana sudah lapuk sehingga harus disanggah kayu agar tidak ambruk. Kemudian anak tangga sudah hilang sebagian. Di dalam ruangan kosong melompong, tidak ada singgasana atau mimbar/kursi raja.
Benda-benda kerajaan disimpan oleh keluarga kerajaan seperti benda-benda berharga, tempayan ukiran naga, barang pecah-belah, pedang dan tombak.
Seperti tidak habis mengagumi Istana Lima Laras. Apabila tapuk pandangan mata dijatuhkan keluar jendela terdapatlah sebuah peristirahatan terakhir, kuburan dari Datuk Mat Yuda Seri Diraja beserta keluarga dan keturunannya. Kemudian di depan Istana ada sebuah meriam yang pada masa itu dipakai sebagai alat komunikasi untuk mengumpulkan rakyat.
Apabila meriam didentumkan, maka berkumpullah semua rakyat dari pelbagai penjuru negeri untuk mendengarkan sabda dan titah dari baginda raja.
Istana ini yang dibangun pada tahun 1907 dan selesai tahun 1912 banyak sekali memiliki keistimewaan. Selain berlantai 4 dan memiliki tangga unik yang berpusing melingkar dan berputar. Istana Lima Laras memiliki 28 pintu dan 66 jendela.
Kemudian ada satu lagi yang mencolok yakni warna cat Istana pada bagian luar berwarna hijau. Tidak seperti Istana Kerajaan Melayu lainnya yang didominasi warna kuning.
Lihat Gambar dan Video:
The Lost Kingdom Lima Laras – Batu Bara, North Sumatra
Akhirul kalam, pada kesempatan yang berbeda kita akan membahas Istana Lima Laras dari sisi muatan sejarahnya. Barangkali, saat ini satu-satunya saksi hidup (eye witness) tentang Istana Lima Laras adalah Datuk Muhammad Azminsyah.
Komentar