Sejak dibuka 56 tahun silam (1959-2015), Taman Penangkaran Buaya Asam Kumbang yang berada di Jalan Bunga Raya 2 No 54 Medan sampai sekarang kondisinya masih terlihat sederhana. Kendati demikian, Taman Penangkaran Buaya Asam Kumbang yang didirikan oleh Lo Tham Muk ini sehari-hari banyak sekali dikunjungi para pelancong (traveler) dari berbagai penjuru. Terlebih-lebih pada akhir pekan dan musim liburan.
Akses lokasi mudah terjangkau dan harga tiket murah membuat Taman Penangkaran Buaya Asam Kumbang menjadi pilihan membawa keluarga dan teman untuk melihat buaya dalam berbagai bentuk, ukuran, dan usia buaya.
Jam kunjungan melihat buaya antara pukul 09.00-18.00. Waktu pemberian makan buaya antara jam 5 sore. Ini adalah saat-saat yang ditunggu. Sedangkan harga tiket masuk Taman Penangkaran Buaya Asam Kumbang Rp. 6000/orang. Pembelian tiket berlangsung di sebuah kedai kecil bukan di loket karcis sebagaimana umumnya penjualan tiket.
Di kedai ini menjual juga makanan dan minuman ringan serta aksesoris bermotif buaya. Pada dinding-dindingnya tampak hiasan/kliping/figura foto-foto liputan media tentang Taman Penangkaran Buaya Asam Kumbang.
Setelah masuk melalui pintu samping, pengunjung akan langsung melihat bak penampungan buaya. Dalam satu bak penampungan dihuni oleh sekitar 10 buaya disesuaikan dengan umurnya masing-masing. Sepintas hewan-hewan reptil ini seperti patung mati. Bahkan, matanya saja tidak bergerak, mulutnya menganga.
Tetapi, awas jangan dekat-dekat dan jangan coba-coba melemparkan makanan atau benda apa pun. Buaya yang tadinya diam bisa bergerak dan menyambar dengan sangat cepat. Selain itu, kalau kita jeli, kita akan melihat CCTV berada di setiap sudut lokasi penangkaran. Ini berarti setiap gerak-gerik buaya dan pengunjung akan terpantau oleh pengawas.
Dahulu ada buaya yang berusia 78 tahun. Kini yang tampak dalam bak penampungan usianya 42 tahun. Selain itu, ada seekor buaya yang menjadi objek foto favorit yakni, “buaya buntung”alias ekornya tidak ada. Kalau ingin melihat hewan predator ini beraksi. Pengunjung dapat membeli seekor itik atau ayam yang dijual seharga Rp. 35.000. Kemudian oleh sang pawang itik tersebut “dicampakkan” ke dalam kolam rawa berwarna hijau lumut.
Maka, seketika itu juga buaya yang tadinya tenang lalu berenang mengganas mengejar mangsa. Di darat buaya berjalan lambat, tetapi di dalam air ia adalah perenang yang sangat kencang. Lihat video:
Taman Penangkaran Buaya Asam Kumbang Medan
Kita mungkin akan bertanya-tanya? Bagaimana bisa Taman Penangkaran Buaya Asam Kumbang yang diperkirakan memiliki koleksi lebih dari ribuan buaya dengan luas taman yang besar, dan entah sudah berapa kali diliput oleh media dan dikunjungi banyak pejabat hanya dikelola dengan cara-cara sederhana dalam ikatan kekerabatan kekeluargaan. Tetapi hebatnya dapat bertahan sampai sekarang. Sungguh luar biasa!
Komentar