Jajanan Khas Bandung di Kota Medan saat ini sedang “menjamur.” Mulai cireng, serabi, colenak, combro, misro, cilok, cimol, seblak, batagor, siomay, odading, dan teramat banyak lagi yang bisa disebutkan. Dari nama-namanya mungkin terdengar unik dan lucu. Tetapi, sebenarnya nama-nama itu menunjukkan apa dan bagaimana yang disebut jajanan Bandung tersebut.
Saya sebelumnya selama 17 tahun tinggal di Bandung (2011-1994). Jadi, pernah mencicipi dan menyukai semua jajanan khas Bandung. Penulis tahu nama, bentuk dan rasa tetapi kurang paham bagaimana cara membuatnya dan terbuat dari bahan apa saja. Karenanya, agar tulisan ini mewakili “lidah” orang Bandung penulis wawancara langsung kepada Pupun Pujiati.
Menurut Pupun Pujiati, seorang warga Bandung yang baru 5 tahun menetap di Medan dan sehari-hari menekuni usaha sebagai “pembuat manisan kolang-kaling” dan menerima pesanan jajanan “cireng Bandung aneka rasa dan seblak.” Berdasarkan wawancara yang diselingi canda gurau khas orang Bandung. Penulis dapat menarik kesimpulkan tentang Jajanan Khas Bandung di Kota Medan sebagai berikut:
- Serabi, di Bandung orang menyebutnya surabi. Kalau di Bandung surabi dijual di mana-mana dan tidak memakai nama surabi Bandung. Tetapi, yang paling terkenal adalah surabi NHI (biasa diucapkan dengan ENHAII). Letaknya di Jalan Setia Budhi Bandung dekat kampus sekolah pariwisata NHI. Surabi sendiri adalah penganan berbentuk bundar pipih berpori-pori, dibuat dari adonan tepung beras (gandum), air kelapa (santan dan sebagainya), dan ragi. Sebelum dimasak dibiarkan mengembang, dimakan dengan kuah gula merah bercampur santan.
“Surabi bentuknya mirip doriyaki (makanan khas Doraemon), kadang juga mirip pancake. Surabi yang enak harus dimasak di atas tungku, jangan terlalu tipis harus lebih tebal. Cetakan surabi terbuat tanah lempung (tanah liat). Sebagai pelengkap, berilah toping surabi (bagian atas) makanan dengan tambahan coklat, taburan keju, dll. Tetapi, surabi asli adalah yang “bertoping” oncom”.
- Cireng adalah kependekan dari “aci digoreng.” Aci ini adalah bahan tepung pati sagu atau biasa dikenal tepung kanji. Cireng bisa diisi dengan apa saja sesuai selera.
- Combro, oncom dijero (oncom di dalamnya). Oncom sejenis tempe.
- Misro, amis dijero (manis di dalamnya). Amis dalam Bahasa Sunda artinya manis. Bukan “amis” seperti laiknya bau ikan.
- Cilok, aci dicolok (ditusuk). Bentuknya bulat mirip bakso. Cilok lebih kenyal.
- Cimol, aci digemol. Dibuat bentuknya bulat. Jika cilok direbus, maka cimol digoreng.
- Seblak, terbuat dari kerupuk mentah. Kerupuk direbus lalu diberi bumbu bawang merah, bawang putih, kencur, dan cabe rawit. Kemudian digoreng. Meski sangat sederhana tetapi tidak semua orang enak memasaknya.
- Batagor adalah kependekan dari “baso-tahu-goreng.” Adonannya terdiri dari ikan tenggiri dan tepung kanji yang digoreng lalu diberi bumbu kacang dan perasan jeruk limau (citrus lemon). Orang Bandung umumnya mengenal batagor Riri yang ada di Jalan Burangrang Bandung.
- Siomay, terbuat dari ikan dicampur sagu.
- Odading, kalau di Medan bentuknya mirip kue bohong. Istilah odading berasal dari Bahasa Belanda.
- Colenak, peuyeum dibakar menggunakan arang ditaburi gula merah dan parutan kelapa.
Akhirnya saya tutup wawancara dengan satu pertanyaan? “Apa yang membuat Jajanan Khas Bandung di Kota Medan begitu laris dan laku? “Orang Medan tidak bisa membedakan mana “makan” mana “jajan” yang penting makan dan makan!” Kata Pupun Pujiati sambil tersenyum.
Baca juga: Martabak Mini, Jajanan Anak SD Masa Kini.
Komentar